SEMARANG, KOMPAS.TV - Suasana haru menyelimuti ruangan Gedung Rasa Dharma Kawasan Pecinan Semarang, saat anak-anak ini berlutut di hadapan orangtua mereka.
Dengan lembut, anak-anak ini membasuh kaki orangtua mereka dan kemudian mengeringkannya dengan handuk yang telah disiapkan.
Tetesan air mata pun tak terbendung dan membuat para peserta basuh kaki ini larut dalam perasaan haru dan kasih sayang.
Tradisi basuh kaki ini adalah tradisi rutin yang dilakukan jelang perayaan tahun baru imlek.
Baca Juga: Jelang Imlek: Gambang Kromong, Perkawinan Tradisi Tionghoa dan Betawi dalam Irama dan Lagu
Tidak hanya kepada orang tua. basuh kaki juga dilakukan kepada kakek atau nenek yang selama ini menjadi bagian dari keluarga.
Ini menjadi simbol bakti juga penghormatan pada orangtua yang telah merawat dan mengasihi anak-anak ini sedari kecil.
Salah satu peserta tradisi basuh kaki, Angelia Cintya mengaku merasa terharu karena masih diberi kesempatan berbakti dan merawat orangtuanya.
Tidak hanya warga keturunan Tionghoa, tradisi bakti basuh kaki ini juga diikuti oleh warga dari lintas agama.
Mereka berbaur secara rukun dan saling menghormati antar-agama, karena kasih dan bakti sejatinya memang nilai universal bagi semua.
Baca Juga: Bersih-bersih Kelenteng di Karo Saat Imlek
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.