JAKARTA, KOMPAS.TV - Aksi protes terhadap pernyataan Edy Mulyadi yang dinilai menghina masyarakat Kalimantan Timur, terus bergulir.
Di Samarinda, paguyuban adat dan organisasi kemasyarakatan di Kalimantan Timur kembali meminta polisi memproses hukum Edy Mulyadi.
Senin siang, paguyuban adat dan ormas mendatangi Kantor Gubernur Kalimantan Timur dengan membawa keranda sebagai simbol pernyataan Edy Mulyadi mematikan toleransi.
Baca Juga: Disebut Macan Mengeong oleh Edy Mulyadi, Prabowo Subianto: Sudah Ada yang Ngurus
Dalam unjuk rasa ini, massa meminta polisi segera menindak Edy Mulyadi secara hukum.
Massa juga meminta Edy Mulyadi meminta maaf kepada warga Kalimantan Timur secara langsung.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, buka suara terkait dugaan kasus penghinaan yang dilakukan oleh Edy Mulyadi.
Edy Mulyadi diketahui menggambarkan Prabowo sebagai macan yang mengeong.
Menanggapi hal ini, Menhan berujar bahwa sudah ada pihak yang mengurus perkara tersebut.
Hari ini, Komisi III DPR menerima audiensi warga Kalimantan yang tergabung dalam Aliansi Borneo Bersatu.
Sekitar 20 orang menggunakan pakaian adat Kalimantan, mendesak peran DPR, agar Kapolri mengusut tuntas kasus dugaan penghinaan yang dilakukan Edy Mulyadi terhadap warga Kalimantan, terkait pernyataannya tentang Ibu Kota Negara.
Aliansi juga meminta pemerintah melibatkan warga Kalimantan jadi bagian otorita IKN.
Komisi III DPR berjanji mengawal kasus Edy Mulyadi hingga tuntas.
Aspirasi dari Aliansi Borneo Bersatu akan diteruskan kepada Kapolri.
Anggota Komisi III fraksi Nasdem, Ary Egahni Ben Bahat juga menegaskan, ucapan Edy Mulyadi jangan sampai menganggu kebhinekaan di Kalimantan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.