JAKARTA, KOMPAS.TV - Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi, banjir di DKI Jakarta bukanlah suatu permasalahan yang terlalu besar, tetapi yang besar adalah banjir komentar di media sosial.
"Jadi Jakarta itu banjir airnya tidak begitu menjadi problem besar, yang besar itu adalah banjir komentar di sosial media. Itu aja yang paling besar sih," ujar Dedi Mulyadi dalam program Kamar Rosi yang tayang di YouTube KompasTV, Rabu (24/2/2021).
Maka darinya, Dedi pun turut memberikan saran kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait banjir yang terjadi di Jakarta.
"Saran deh buat Gubernur DKI Jakarta, Pak Anies Baswedan. Gini aja bapak kan punya waktu 2021-2022 kan, udah aja jangan lagi ngomongin kewenangan Menteri PUPR, kewenangan gubernur, dan sejenisnya. Udah deh seluruh problem Jakarta beresin, duitnya kerahin di situ, blek sikatt!" tegas Dedi.
Baca Juga: Dedi Mulyadi: Di Jakarta Bukan Banjir Air, tapi Banjir Pilpres 2024
Karena menurut Dedi, ketika terjadi banjir, gubernur-lah yang justru mendapatkan bully-an dari warganya.
"Karena kalau sudah jadi banjir, tetap aja yang di-bully bukan Menteri PUPR, yang di-bully gubernur,"
Namun, menurut Dedi, siapa pun yang menjadi Gubernur DKI, pasti popularitasnya semakin cepat untuk menjadi Calon Presiden.
"Kalau bagus ya pasti dia cepat melejitnya. Kalau lagi apes ya dia cepat kelelepnya. Itu risiko-lah," tambah Dedi.
Narasumber yang juga hadir, artis yang juga politikus, Tina Toon, menimpali pernyataan Dedi tersebut. Ia menggoda Dedi untuk maju Pilkada Jakarta terlebih dahulu.
"Kayaknya Kang Dedi Jakarta dulu nih," Goda Tina Toon.
Namun, Dedi justru berdalih bahwa dirinya adalah orang kampung yang merasa tidak cocok menjadi wajah Jakarta.
#DediMulyadi #KamarRosi #AniesBaswedan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.