JAKARTA, KOMPAS.TV - Kelompok hacker Desorden mengeklaim telah meretas data dari salah satu anak perusahaan Pertamina pada Sabtu (17/9/2022).
"Kami bertanggung jawab atas peretasan dan pembobolan data PT Sigma Cipta Utama, satu-satunya anak perusahaan yang bertanggung jawab atas Manajemen Data di Elnusa Group, anak perusahaan Pertamina Indonesia, perusahaan milik pemerintah," terang Desorden di Breach forum.
Data yang diretas berupa profil pribadi karyawan dengan ukuran sebesar 1,6 GB.
Terlepas dari itu, kelompok hacker Desorden dikenal memiliki rekam jejak yang cukup mentereng di dunia peretasan.
Majalah teknologi CPOmazg melaporkan, kelompok itu pernah meretas perusahaan teknologi Acer dan perusahaan hotel Central Group.
Pada kasus yang disebut terakhir, Desorden meminta tebusan senilai 900.000 dolar AS, setaraRp 13,5 miliar dengan kurs Rupiah saat ini.
Baca Juga: Jebol Lagi Jebol Lagi: Kali Ini Data Pertamina, Pelaku Hacker Desorden, Bukan Bjorka
Terkait peretasan di Central Grup, Desorden mengeluarkan pernyataan pada 2021 lalu.
"Kami pada dasarnya membuat down seluruh sistem backend mereka, terdiri dari 5 server. Secara total, lebih dari 400 GB file dan data dicuri selama 10 hari," ungkap kelompok tersebut.
Mereka juga mengeklaim, peretasan mempengaruhi jutaan pelanggan dari semua negara, yang menginap di lebih dari 70 hotel mewah di bawah operasional Central Group, sejak 2003 hingga 2021.
Data yang dimaksud termasuk milik "tamu hotel mewah kelas wahid" dan pelanggan yang melakukan pemesanan lebih awal pada 2021, dengan rincian nama, nomor paspor, nomor identitas, telepon, email, tempat tinggal dan informasi pemesanan, termasuk waktu check-in dan keberangkatan, serta detail lainnya.
Menanggapi permintaan tebusan senilai Rp13,5 miliar, Central Group semula menyanggupi, tetapi membatalkannnya secara sepihak di kemudian hari. Atas kejadian itu, Desorden kembali meretas data milik perusahaan tersebut.
Baca Juga: Karena 3 Pesan Telegram Ini, si Penjual Es di Madiun jadi Tersangka Bjorka, Sebut Pemerintah Idiot
Sebelumnya, kelompok hacker tersebut juga mengaku bertanggung jawab atas peretasan Acer India. Dalam kasus ini, mereka membocorkan lebih dari 60 GB informasi pelanggan secara daring.
Setelah itu, Desorden juga meretas Acer Taiwan, memperingatkan bahwa perusahaan memiliki praktik keamanan siber yang buruk, termasuk server tambahan di Indonesia dan Malaysia yang dinilai rentan.
Keberhasilan serangan itu disebut telah memperkuat kredibilitas Desorden dalam dunia peretasan.
Baca Juga: Cerita si Penjual Es di Madiun: HP Disita Polisi, Diganti Rp5 juta, Lalu Jadi Tersangka Kasus Bjorka
Sumber : Kompas TV/CPOmagz
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.