JAKARTA, KOMPAS.TV - Setahun belakangan, sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) banyak diterapkan oleh perusahaan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
Meski begitu, survei Microsoft melaporkan jika tren WFH membuat pekerja generasi Z merasa lebih stres dan kesulitan. Laporan tersebut diungkap dalam survei berjudul "Work Trend Index 2021" yang dirilis Senin (22/3/2021).
Baca Juga: Studi Microsoft: Tingkat Kesopanan Warganet Indonesia Terburuk Se-Asia Tenggara
Studi ini dilakukan sejak 12-25 Januari 2021 dan melibatkan 31.000 responden dari 31 negara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 73 persen responden berharap opsi bekerja dari rumah atau WFH masih dapat dilakukan meski setelah pandemi berakhir.
Para pekerja dari kalangan Generasi Z juga tercatat lebih memilih untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang menawarkan sistem WFH ketimbang bekerja penuh di kantor.
Namun, laporan yang sama juga menunjukkan bahwa 60 persen pekerja Gen-Z di rentang usia 18-25 tahun mengaku WFH membuat mereka lebih stres dan kesulitan bekerja.
Baca Juga: Kurangi Bekerja di Atas Tempat Tidur Saat WFH, 6 Dampak untuk Kesehatan
Bukan tanpa alasan, hal ini dilatarbelakangi oleh Generasi Z yang kebanyakan merupakan pekerja yang baru memulai kariernya.
Manajer Pemasaran Produk Microsoft yang juga merupakan pekerja Gen-Z, Hannah McConnaughey berpendapat ada dua hal yang membuat Gen-Z kesulitan bekerja dari rumah di masa pandemi.
Yang pertama adalah kesulitan membangun rasa saling terhubung dengan rekan kerja, dan yang kedua pekerja Gen-Z sulit membangun networking.
"Tanpa adanya percakapan di lorong-lorong kantor, atau obrolan ringan sambil minum kopi, saya sulit untuk merasa terhubung dengan rekan di tim saya, apalagi membangun koneksi," ungkap McConnaughey seperti dikutip dari laman resmi Microsoft.
Baca Juga: Beri Pelatihan Digital UMKM, Bukalapak Gandeng Microsoft
Lebih lanjut, hasil studi Microsoft menyebutkan kesulitan yang dialami pekerja Gen-Z dengan adanya sistem WFH di antaranya:
Di samping itu, Microsoft menyebutkan para pekerja Generasi Z cenderung masih lajang dan hal tersebut membuat mereka lebih merasakan terisolasi.
Baca Juga: Gara-gara WFH Jadi Hobi Bercocok Tanam
"Studi kami menemukan bahwa ini adalah masa yang sulit bagi Gen-Z dan orang-orang yang baru memulai karier mereka," ungkap George Anders, Editor senior LinkedIn Microsoft dalam laporan tersebut.
"Karena mereka tidak mengalami secara langsung proses onboarding, networking, dan pelatihan sebagaimana mereka harapkan di tahun-tahun sebelum pandemi ada," lanjut Anders.
Dalam kesimpulannya, Microsoft menyarankan para pemimpin perusahaan untuk menciptakan lingkungan perusahaan yang mengusung keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance), dan memberikan pengalaman kerja yang lebih baik untuk para pekerja di masa depan.
Simak laporan lengkap dari studi Work Trend Index 2021 di tautan berikut ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.