HAMBURG, KOMPAS.TV - Belakangan aplikasi obrolan suara Clubhouse menarik banyak pengguna baru karena konsepnya yang unik, mulai dari penentang pemerintah China hingga Elon Musk. Namun, beberapa pihak menyoroti keamanan privasi Clubhouse.
Clubhous pertama kali meluncur ke publik pada 2020 buat pengembang Alpha Exploration yang berbasis di Amerika Serikat. Aplikasi ini memungkinkan pengguna bergabung dengan ruang obrolan.
Penggunda dapat menikmati layanan gratis untuk mendengarkan dan berinteraksi dengan pembicara, seperti acara radio atau diskusi panel.
Baca Juga: Vladimir Putin Diajak Ngobrol Elon Musk di Clubhouse, Mengejek?
Clubhouse menarik banyak pengguna, termasuk di Asia. Hanya beberapa minggu setelah peluncurannya pada Januari di Jepang, banyak politisi muda mulai menggunakannya untuk berkomunikasi dengan konstituen.
Aplikasi ini juga menjaring banyak pengguna di China sebelum pemerintah China memblokirnya. Warga China menggunakan Clubhouse untuk membicarakan berbagai topik sensitif seperti kemerdekaan Hongkong, sejarah kekerasan di Lapangan Tiananmen, dan masalah hak asasi manusia di Xinjiang.
Namun, aparat pemerintah di Eropa menyatakan kekhawatiran terkait keamanan privasi pengguna.
Otoritas perlindungan data di kota Hamburg, Jerman, mencemaskan kebijakan privasi pengguna Clubhouse.
"Operator [clubhouse] juga menyimpan rekaman semua percakapan yang terjadi di berbagai ruangan aplikasi untuk melacak pelanggaran tanpa membuat keadaan lebih transparan," kata aparat Hamburg, dikutip dari Nikkei.com.
Baca Juga: Twitter Akan Beri Label Khusus untuk Akun Resmi Pemerintahan di 16 Negara, Indonesia Termasuk?
Clubhouse menyatakan tindakan perekaman itu dalam terms of service dan privacy policy mereka.
Clubhouse sendiri melarang pengguna merekam sendiri tanpa persetujuan tertulis dari semua orang yang terlibat. Data obrolan juga tidak akan tersimpan permananen, berbeda dengan platform lain, seperti Facebook atau Twitter.
Clubhouse mengklaim rekaman obrolan itu berguna hanya untuk penyelidikan atas pelanggaran aturan keamanan dan kepercayaan. Rekaman itu akan dihapus ketika obrolan diakhiri tanpa ada laporan.
Namun beberapa aspek dari tata cara perekaman ini tak jelas. Otoritas Hambur mempertanyakan standar untuk menentukan komentar apa yang akan memicu penyelidikan. Tidak ada cara pula untuk memastikan apakah rekaman benar-benar telah dihapus.
Mengutip Nikkei.com, beberapa pengacara pakar masalah privasi data mengatakan menyimpan rekaman bisa jadi ilegal di Eropa. Hal itu memerlukan penjelasan yang lebih baik dan persetujuan yang lebih jelas dari pengguna.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.