Presiden Jokowi disebut Adian Napitupulu pernah meminta nama sebanyak empat kali pada Adian untuk mengisi kursi dubes dan komisaris.
Langkah bongkar pasang pengurus BUMN yang dilakukan Menteri Erick Thohir belakangan menuai kritik. Posisi komisaris di sejumlah BUMN lagi-lagi diisi para politisi dan relawan pendukung Presiden Jokowi.
Utak-atik BUMN dilakukan Erick Thohir sejak dirinya menjabat menteri BUMN dan akan terus berlanjut. Sejak awal ia memang telah bertekad untuk merombak dan merestrukturisasi 142 BUMN demi efisiensi, refocusing, dan mewujudkan Good Corporate Governance (GCG).
Gebrakan bersih-bersih Erick mendapat dukungan publik yang berharap BUMN terbebas dari mafia dan belenggu politik. Selama ini, bagi-bagi kursi komisaris kepada para politisi dan pendukung rezim menjadi praktik yang lazim di BUMN.
Sementara itu, Erick Thohir membantah ada titipan dalam penunjukan para petinggi BUMN. Seleksi dilakukan sesuai prosedur yang mengedepankan kompetensi dan tanpa tekanan.
Lantas, mengapa jajaran komisaris BUMN masih berkutat pada nama-nama politisi dan relawan pendukung rezim? Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membidik milenial untuk duduk di kursi direksi perusahaan pelat merah.
Yang baru-baru ini direalisasikan adalah penunjukan Co-Founder dan Presiden Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid sebagai direktur PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom.
#SatuMejaTheForum #BUMN #ErickThohir
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.