JAKARTA, KOMPAS.TV - Publik melihat catatan kritis banyak disampaikan ketika sebuah partai politik tidak berada dalam koalisi pemerintahan.
Namun sebaliknya, ketika masuk ke dalam koalisi, suara kritis tersebut hilang. Apa kata Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla?
Kekuasaan itu sesuatu fakta yang tidak bisa diingkari dalam partai politik. Dalam konteks kepartaian, seorang politisi memang mencari kekuasaan. Hanya saja, kekuasaan seperti apa yang ingin dicapai dan bagaimana caranya.
“ Begitu Anda berkuasa, ya posisinya adalah pelaksana kebijakan. Begitu berkuasa, Anda tidak bisa mengkritik lagi. Anda tugasnya adalah melaksanakan kritik yang disampaikan publik atau kekuatan politik disebelahnya,” ujarnya.
Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang awalnya merupakan gabungan dari Partai Golkar, Gerindra, PAN, PSI, PBB, Gelora, Demokrat, dan partai Garuda kini semakin besar. Gus Ulil Abshar Abdalla mengatakan tidak ada yang perlu dicemaskan dalam demokrasi, sebab suara kritis akan terus ada, tidak hanya di dalam maupun di luar parlemen.
“Oleh karena itu, harapan saya dari awal PDI Perjuangan menjadi partai penyeimbang, karena dianggap memiliki pengalaman sebagai oposisi dan penyeimbang yang paling efektif,” katanya.
Selengkapnya saksikan di youtube KompasTV.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.