KOMPAS.TV - Para guru besar dan sivitas akademika menjelaskan mengenai alasan mereka ramai-ramai mengkritik Presiden Jokowi. Kritik dikeluarkan untuk mengingatkan Presiden Jokowi, agar kembali kepada koridornya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia.
Pemilu dikhawatirkan akan kehilangan legitimasinya. Karena menurut para guru besar, pemilu ini sudah ternodai dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi yang dinilai melanggar etik dan moral. Pemilu adalah tolok ukur bahwa demokrasi berjalan dengan semestinya. Meski pemerintah berdalih dan mengatakan, etik dan kebebasan berpendapat dijunjung tinggi.
Sejumlah guru besar mengatakan bahwa presiden tak lagi mendengarkan masukan yang diberikan oleh masyarakat. Istana Kepresidenan menerima kritik dan saran yang diberikan oleh para guru besar untuk Presiden Jokowi, namun istana tidak menampik bahwa ada pihak-pihak yang memanfaatkan kritik para guru besar untuk kepentingannya masing-masing.
Para guru besar sudah mengeluarkan kekhawatiran dan keresahan mereka terhadap Presiden dan aparat. Mereka juga meminta agar Presiden harus mengingatkan jajarannya untuk netral jelang Pemilu. Kritik yang dilakukan dari sejumlah guru besar demi mengawal pemilu berlangsung jujur dan adil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.