Gerakan Suluh Kebangsaan menapaki kota Surabaya sebagai bagian dari upaya untuk merawat nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
Sejumlah tokoh bangsa, pemuka agama, tokoh masyarakat lokal, akademisi, serta budayawan hadir untuk berdiskusi bersama mencari cara bagi persoalan –persoalan yang bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Hadir sebagai pembicara, adalah istri presiden Republik Indonesia keempat Abdurachman Wahid yaitu ibu Sinta Nuriyah. Juga Profesor Mahfud MD sebagai founding father gerakan Suluh Kebangsaan serta akademisi profesor Kacung Marijan, guru besar Universitas Airlangga, profesor Syamsul Arifin dan rektor universitas Muhamadiyah Malang, profesor Abd. A’la, rektor universitas negeri Sunan Ampel.
Tema yang diangkat dalam sarasehan para tokoh yang dianggap sebagai penerang penyuluh yang mampu menebarkan kebaikan pada masyarakat luas ini adalah bahaya politik identitas bagi keutuhan NKRI.
Politik identitas mengedepankan isu-isu sara, agama, maupun kedaerahan untuk memecah belah masyarakat demi mencapai tujuan politik.
Di tahun politik 2019, suhu politik kian memanas. Para penyuluh bangsa ini diharapkan mampu menebarkan hawa dingin dengan menebar informasi yang benar dan akurat. Bukan berita bohong yang bisa memecah belah bangsa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.