JAKARTA, KOMPAS.TV - Tante almarhum Brigadir Yosua Hutabarat, Roslin Simanjuntak menceritakan pada hari Minggu pagi saat sedang berdoa di dekat peti jenazah keponakannya, tiba-tiba jari almarhum berdarah. Roslin membuka sarung tangan Yosua dan melihat jari tangannya hampir putus. Hal ini dirasa aneh olehnya, sebab Yosua sudah meninggal sejak tanggal 8 Juli.
Kecurigaannya semakin besar. Ia membuka baju Yosua dan menemukan luka-luka tembak dan memar di beberapa bagian tubuh Yosua saat akan menambahkan dosis formalin.
Roslin sempat marah kepada Reza, karena adik Brigadir Yosua yaitu Reza Hutabarat ternyata tidak mengikuti perintahnya untuk menyuntikkan formalin dengan dosis selama lima hari. Menurut Reza, dokter menyarankan agar almarhum Yosua sebaiknya diberi formalin dengan dosis 24 jam sesuai arahan dokter. Maka, Roslin berinisiatif untuk menelepon tim medis dan menambah dosis formalin ke jasad Yosua.
Penambahan dosis formalin kepada almarhum Yosua, rupanya menjadi kunci untuk membuka teka-teki kasus pembunuhan berencana ini. Informasi tembak-menembak yang terjadi dan menewaskan Yosua, terbantahkan dengan ditemukannya bukti luka tembak di sekujur tubuh Yosua. Keluarga meyakini, Yosua hanya ditembak.
Selengkapnya saksikan dalam ROSI Eps. Perempuan Penghancur Skenario Sambo di youtube KompasTV.
#ferdysambo #sidangsambo #putricandrawathi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.