Resesi masih berlanjut dan belum ada tanda akan berakhir. Virus Corona yang terus menggila membuat ekonomi banyak negara merana, termasuk Indonesia. Krisis ini akan berdampak kemana-mana. Tak hanya ekonomi namun juga bisa merembet ke konflik sosial hingga krisis politik. Banyak orang akan kehilangan pekerjaan dan kehilangan pendapatan. Hal ini akan memicu meningkatnya jumlah pengangguran dan angka kemiskinan.
Sejumlah ekonom menyebut, kondisi ekonomi saat ini jauh lebih berat dari krisis tahun 1998. Pasalnya, krisis pada 1998 hanya berdampak pada sejumlah sektor. Sementara krisis ekonomi yang terjadi saat ini menghantam semua sektor. Bahkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang pada 1998 menjadi tulang punggung ekonomi, saat ini ikut rontok dihajar pandemi.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan jika pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi berada pada minus maka Indonesia akan resesi. Maka dari itu, presiden perintahkan seluruh kepala daerah untuk secepatnya membelanjakan APBD nya seperti belanja barang serta bansos untuk tingkatkan ekonomi daerahnya. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam ratas penanganan covid-19 bersama kepala daerah secara virtual di Istana Bogor, Selasa (1/9/2020) Presiden mengatakan di kuartal pertama pertumbuhan Ekonomi Indonesia masih diangka 2,79 persen sedangkan memasuki kuartal kedua pertumbuhan Ekonomi Indonesia sudah minus. Pada kuartal ketiga ini Indonesia masih memiliki 1 bulan lagi yakni bulan september. Jika masih minus, maka Indonesia akan memasuki resesi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.