JAKARTA, KOMPAS.TV- Versi Android dari aplikasi chatbot artificial intelligence (AI) asal China, DeepSeek menjadi aplikasi teratas yang diunduh di Google Play Store.
Capaian itu terjadi selang beberapa hari usai DeepSeek jadi yang paling banyak diunduh di Apple App Store.
Berdasarkan catatan aplikasi AppFigurs, sejak diluncurkan pada pertengahan Januari, aplikasi DeepSeek telah diunduh lebih dari 1,2 juta kali di Play Store dan lebih dari 1,9 juta kali di App Store di seluruh dunia.
Jumlah penginstalan sebenarnya bisa lebih tinggi karena DeepSeek memiliki label yang menunjukkan lebih dari 5 juta unduhan di Play Store.
Mengutip dari Tech Crunch, Rabu (29/1/2025), kesuksesan DeepSeek ini mengikuti peningkatan popularitas dari serangkaian open AI atau kecerdasan buatan dengan sumber terbuka yang bersaing dengan aplikasi AI yang lebih dulu tenar. Seperti Anthropic, OpenAI, Meta, dan Google.
Baca Juga: Microsoft dan OpenAI Selidiki Dugaan Pencurian Data oleh DeepSeek
DeepSeek disebut menawarkan harga yang lebih murah dibanding OpenAI dan Meta, serta menggunakan chip dengan kualitas lebih baik.
"Aplikasi DeepSeek pada dasarnya adalah alternatif ChatGPT yang didukung oleh model V3 hasil pengembangan lab China. Anda dapat menggunakan bot untuk menganalisis file, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan informasi dari web. Aplikasi ini gratis dan memungkinkan Anda mengunggah file dan menyinkronkan riwayat obrolan Anda di seluruh perangkat," tulis Tech Crunch dalam laporannya.
Meskipun DeepSeek menguasai Play Store dan App Store saat ini, aplikasi itu harus mendapatkan 300 juta pengguna mingguan untuk menyalip ChatGPT dan OpenAI untuk memimpin jangka panjang dalam chatbots.
Baca Juga: Usai Puncaki App Store, Aplikasi AI China DeepSeek Mengaku Kena Serangan Siber Berskala Besar
Sebelumnya, kemunculan DeepSeek telah membuat saham perusahaan-perusahaan tekonologi besar di Amerika Serikat (AS) ramai-ramai anjlok.
Indeks saham teknologi AS dilaporkan kehilangan hingga 1 triliun dolar AS per Senin (27/1/2025).
Indeks Nasdaq Composite dilaporkan anjlok 3,1 persen hingga kehilangan lebih dari 1 triliun dolar AS.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.