JAKARTA, KOMPAS.TV - Terobosan baru, Tim peneliti dari Italian Institute of Technology berhasil menciptakan sel baterai yang aman bagi anak-anak.
Sel baterai itu dapat diisi ulang dari bahan makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Aplikasi baterai ini dapat digunakan dalam diagnostik kesehatan dan mainan anak-anak.
Artinya baterai ini aman jika tidak sengaja tertelan oleh anak-anak.
Dikutip dari Kompas.id, temuan ini dipublikasikan di jurnal Advanced Materials pada Sabtu (15/4/2023) dengan penulis pertama Ivan K Ilic, peneliti dari Center for Nano Science and Technology Italian Institute of Technology (IIT). Penelitian dipimpin Mario Caironi, koordinator laboratorium Printed and Molecular Electronics IIT Center.
Mario Caironi telah berfokus pada studi tentang sifat elektronik makanan dan produk sampingannya, untuk menyatukannya dengan bahan yang dapat dimakan dan membuat bahan elektronik baru yang dapat dimakan.
Dalam kajian ini, Caironi dan tim mengambil inspirasi dari reaksi redoks biokimia yang terjadi pada semua makhluk hidup dan mengembangkan baterai yang memanfaatkan riboflavin atau vitamin B2 yang biasa ditemukan dalam kacang almond sebagai anoda, dan quercetin atau suplemen dan bahan makanan, terdapat dalam rempah kaper (caper bush), sebagai katoda.
Baca Juga: Burung Dodo yang Sudah Punah Ingin Dihidupkan Lagi, Rencana Itu Malah Dikritik Ilmuan
Sel baterai ini memiliki daya 0,65 volt, tegangan yang cukup rendah untuk tidak menimbulkan masalah pada tubuh manusia saat tertelan. Ini dapat memberikan arus 48 mikro ampere (μA) selama 12 menit, atau beberapa mikroamper selama lebih dari satu jam, cukup untuk memasok daya ke perangkat elektronik kecil, seperti LED berdaya rendah, untuk waktu yang terbatas.
Contoh baterai isi ulang yang dapat dimakan sepenuhnya ini yang pertama kali dibuat. Hal ini akan membuka pintu bagi aplikasi elektronik baru yang dapat dimakan.
”Potensi penggunaan di masa mendatang berkisar dari sirkuit dan sensor yang dapat dimakan yang dapat memantau kondisi kesehatan hingga menyalakan sensor untuk memantau kondisi penyimpanan makanan,” kata Caironi.
Selain itu, mengingat tingkat keamanannya bagi tubuh, baterai ini dapat digunakan dalam mainan anak-anak, yang membutuhkan tingkat keamanan tinggi terhadap risiko tertelan.
”Sebenarnya, kami sudah mengembangkan perangkat dengan kapasitas lebih besar dan mengurangi ukuran keseluruhan. Perkembangan ini akan diuji di masa mendatang juga untuk menggerakkan robot yang dapat dimakan,” kata koordinator penelitian, Mario Caironi.
”Baterai yang dapat dimakan ini juga sangat menarik untuk komunitas penyimpanan energi. Membangun baterai yang lebih aman, tanpa menggunakan bahan beracun, merupakan tantangan yang kita hadapi karena permintaan baterai melonjak,” tuturnya.
Baca Juga: Jangan Lupa, Gerhana Matahari HIbrida akan Terjadi pada 20 April 2023
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.