Ustadz Tio Iskandar menjelaskan mengenai isi surah Albaqarah ayat 30 yang berbunyi,
Wa iz qala rabbuka lil-mala`ikati inni ja'ilun fil-ardi khalifah, qalu a taj'alu fiha may yufsidu fiha wa yasfikud-dima`, wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu lak, qala inni a'lamu ma la ta'lamun
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Al Baqarah 30)
Disinilah makna daripada kemunculan manusia sebagai pemimpin
Yarfa'illahul ladziina a'manuu minkum wallaziina uwtuul 'ilma darojah
"niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." ( Al-Mujadilah 11)
Yakni Allah mengangkat derajat orang yang berilmu diantara kalian dengan kemuliaan di dunia dan pahala di akhirat. Maka barangsiapa yang beriman dan memiliki ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan keimanannya itu dan mengangkat derajatnya dengan ilmunya pula
Namun dibalik kedudukan ilmu pengetahuan ini harus pula disertai dengan Ahlaq yang baik, sebagaimana dalam Al Quran disebutkan,
Innama bu'itstu liutammima makarimal akhlaq
"Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam" (QS. Al-anbiya 21/107).
Dan dijelaskan sendiri oleh Nabi dalam satu riwayat Hadis Sahih:
"Sesungguhnya aku diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia." (HR Bukhari).
Ustadz Tio menambahkan, "Maka konteks kedua hal ini (ilmu dan ahlak) menjadi baik saat terjadi keseimbangan daripadanya sebab Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan dua "fakultas" buat manusia yaitu fakultas fikir dan fakultas dzikir."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.