KOMPASTV - Di desa Bawunian biasanya menyiapkan tradisi pasang lampu ini pada tengah bulan ramadhan. Desa ini berada di Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.
Penduduk desa yang majemuk, menjadikan Idul Fitri seakan menyatukan seluruh warga dalam satu kemeriahan. Tak hanya dihadiri muslim, umat beragama lain pun juga turut hadir di malam Idul Fitri ini.
"Pada prinsipnya karena ini merupakan budaya turun-temurun yang sudah diwariskan oleh para leluhur. Ketika pawai takbiran ini, sudah secara spontan menumbuhkan kebersamaan baik di kalangan jamaah itu sendiri (Islam) dan secara spontan umat Kristiani, atau umat lain, untuk bersama-sama mengikuti pawai takbiran" Kata Ramli Hengkebohang, Pengurus Panitia Hari Besar Islam Kecamatan Beo.
Untuk menambah kemeriahan tersebut, ibu-ibu warga Desa Bawunian berkecimpung membuat panganan khas, Nasi Buluh namanya.
Nasi buluh dibuat dari beras ketan, bawang merah, jahe yang dicampur dengan santan kelapa, serta taburan garam dan gula. Beras ketan ini dimasukkan ke dalam ruas buluh (bambu) dan kemudian di masak. Ini lah yang disebut penduduk sekitar dengan nasi buluh.
Setelah beras ketan masuk, maka buluh tersebut akan di bakar selama kurang lebih 2 jam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.