MEKKAH, KOMPAS.TV - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui tim pengawas (Timwas) Haji 2024 berharap tragedi yang menimpa jemaah haji asal Indonesia di Muzdalifah tak terjadi kembali.
Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi meminta, Kementerian Agama (Kemenag) RI khususnya seluruh Panitia Ibadah Haji Arab Saudi melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab dalam mengawasi setiap pergerakan jamaah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Secara khusus, Anggota Timwas Haji DPR RI ini meminta agar pendorongan jemaah haji dari Arafah ke Muzdalifah hingga ke Mina dipantau dan dikawal secara ketat. Menurut dia, ini perlu dilakukan agar tragedi yang menimpa jemaah haji Indonesia di Muzdalifah tahun lalu tidak kembali terjadi tahun ini.
“Setiap pergerakan jemaah dari tenda Mina menuju Jamarat juga agar selalu dalam pengawasan seluruh petugas haji Arab Saudi guna menghindari jemaah hilang atau salah jalur,” ujar angggota DPR asal Fraksi PAN ini di Arafah, Sabtu (15/6) seperti dilaporkan jurnalis KompasTV, Mustakim.
Armuzna atau prosesi di Arafah, Muzdalifah dan Mina merupakan proses puncak ibadah haji yang dijalani selama kurang lebih lima hari, dari tanggal 8 Zulhijjah hingga tanggal 13 Zulhijjah.
Baca Juga: Suhu Ekstrem, Jemaah Haji yang Sakit Dirawat di Klinik
Karena itu, prosesi ini harus betul betul diperhatikan agar tak terjadi korban.
Menurut Ashabul Kahfi, khususnya Tim Pengawas Haji DPR RI akan terus memantau dan mengawasi proses pelayanan dan penyelenggaraan haji tahun ini, termasuk di Armuzna.
Nantinya, temuan-temuan dari Timwas Haji akan menjadi bahan evaluasi guna peningkatan kualitas pelayanan haji di tahun yang akan datang.
Diketahui, tragedi di Muzdalifah pada ibadah haji 2023 telah menyebabkan penyelenggaraan yang sebelumnya berjalan lancar tiba-tiba berubah menjadi kacau balau.
Kalau itu ribuan jemaah asal Indonesia yang seharusnya diangkut dari Arafah ke Mina untuk melaksanakan mabit di Muzdalifah mengalami keterlambatan evakuasi yang berjam-jam karena armada bus dari perusahaan Masyariq tersendat oleh kemacetan yang parah.
Akibatnya, jemaah Indonesia terjebak di Muzdalifah tanpa tempat berteduh yang cukup, terpapar sinar matahari yang menyengat, tanpa persediaan air dan makanan.
Tragedi ini berdampak serius terhadap kondisi fisik dan daya tahan jemaah yang harus segera melanjutkan perjalanan ke Mina dan mengikuti prosesi lempar jumrah di Jamarat dengan jarak tempuh yang jauh. Banyak jemaah yang mengalami kelelahan dan sakit akibat insiden ini.
Baca Juga: Rehat di Sela-sela Kegiatan Haji, Jemaah Haji Bersantai di Kedai Kopi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.