JAKARTA, KOMPAS.TV - Ziarah kubur merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia menjelang bulan puasa Ramadan, tidak terkecuali pada tahun 2024 ini.
Ziarah kubur memiliki arti mengunjungi makam orang yang sudah meninggal. Para penziarah mendoakan orang yang sudah tiada dengan membaca tahlil, selawat, atau surah-surah dalam Al-Qur’an.
Tujuan dari ziarah kubur adalah untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal dunia sekaligus sebagai pengingat bagi yang masih hidup akan adanya kematian.
Dalam Islam, ziarah kubur diperbolehkan, sebagaimana dalam hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dikutip dari muhammadiyah.or.id, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga: Arab Saudi Gelar Pemantauan Hilal Awal Puasa Ramadan 1445 Hijriah pada 10 Maret 2024
عن بُرَيْدَةَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِى زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَة. [رواه مسلم وابو داود والترمذي وابن حبان والحاكم]
Artinya: “Diriwayatkan dari Buraidah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Dahulu aku pernah melarang ziarah kubur, maka telah diizinkan bagi Muhammad berziarah kubur bundanya. Maka berziarahlah kubur, sebab hal itu mengingatkan akhirat”.” (HR. Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Beras di Kota Samarinda Tembus Rp 19.000/Kg
Membaca doa saat ziarah orang tua juga sebagai bentuk ikhtiar agar Allah SWT memberikan ampunan, serta tempat terbaik di sisi-Nya.
Astaghfirullah hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi.
Artinya: Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.
Membaca surat pendek seperti surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas dengan mengangkat tangan dan menghadap kiblat.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzulahu wawassì’ madkholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunuubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.
Wa abdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.
Sumber : muhammadiyah.or.id, jambiprov.go.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.