JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah daerah di Indonesia tengah mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang.
Umat Islam disunahkan mengerjakan salat Istisqa, yakni memohon kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan.
Berdasarkan penjelasan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, Ishom El Saha, yang ditulis di situs Kementerian Agama Republik Indonesia, salat istisqa telah dipraktikkan di zaman Rasulullah SAW.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
Nabi Muhammad SAW keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rakaat bersama kita tanpa azan dan ikamah, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
Baca Juga: Puncak Kemarau Kering di Wilayah Indonesia Diprediksi Terjadi Bertahap, BMKG Sebut Agustus-Desember
Adapun waktu pelaksanaan salat istisqa adalah pada siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri Rasulullah, Aisyah r.a. yang menyebut bahwa Rasulullah SAW mengerjakan salat istisqa setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idulfitri atau Iduladha.
Para ulama berpendapat, salat istisqa dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pas matahari di atas kepala dan saat terbenam matahari.
Setidaknya ada enam tata cara salat istisqa. Pertama, imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
Kedua, imam dan makmum membaca niat salat istisqa tanpa didahului azan dan ikamah.
Niat salat istisqa: Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala
Artinya: Aku sengaja salat sunah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala
Ketiga, sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
Keempat, imam membaca surah Al-Fatihah dan satu surah pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum di tiap-tiap rakaatnya. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, duduk di antara dua sujud, dan sujud kembali.
Kelima, pada rakaat kedua setelah sujud, imam, dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam salat wajib.
Selanjutnya diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
Keenam, imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.