JAKARTA, KOMPAS.TV - Doa adalah perantara bagi muslim untuk meminta kepada Rabb-Nya.
Begitu pentingnya doa, bahkan Rasul pun bersabda bahwa sebuah doa adalah ibadah bagi seorang muslim langsung kepada Rabb-Nya.
Rasul bersabda:”Doa adalah Ibadah.”(HR. Abu Dawud)
Namun, terkadang ada etika yang dilupakan ketika berdoa. Ketika melupakan hal ini, bisa jadi doa kita tidak dikabulkan.
Dalam kitab al-Adzkar Imam Nawawi bahkan ada sub pembahasan khusus tentang etika doa ini. Sebuah aturan yang harusnya tidak dilupakan oleh seorang muslim jika hendak meminta sesuatu kepada Allah agar juga doa dikabulkan.
Baca Juga: Doa Fatimah Putri Bungsu Nabi Muhammad di Hari Kamis, Berkahnya Luar Biasa
Imam Nawawi mengutip Hujjatul Islam Imam Ghozali terkait etika dalam berdoa ini. Etika yang sering sekali umat Islam lupakan, entah karena lupa atau memang manusia adalah tempatnya salah dan ketidaktahuan semata.
Pertama, memilih waktu yang mulia untuk berdoa
Hal ini terkait dengan pemilihan waktu yang terkadang tidak tepat ketika berdoa. Imam Nawawi menjelaskan, ada beberapa waktu mulia yang dianjurkan dan baik untuk berdoa (mustajab) seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat dan sesudah salat.
Baca Juga: Tiga Waktu Paling Mustajab agar Doa Lebih Mudah Dikabulkan
Kedua, hendaknya memilih keadaan yang dimuliakan berdoa
Apa maksudnya? Hal ini terkait kondisi yang ideal sebaiknya berdoa. Imam Nawawi menjelaskan bagusnya berdoa seperti ketika sujud, saat hujan turun dan saat iqomat salat berkumandang.
Ketiga, menghadap kiblat
Ini yang kerap dilupakan, hendaknya menghadap kiblat dengan tangan mengangkat kedua tangan dan mengusap wajah dengan kedua tangan usai berdoa.
Begitulah. Meski begitu, sekali lagi, terkabulkannya sebuah doa adalah hak prerogatif dari Allah. Tugas kita sebagai hamba hanyalah berdoa dan berikhtiar.
Semoga Allah menerima doa-doa kita semua. Amin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.