KENDAL, KOMPAS.TV - Widodo, pria berusia 52 tahun yang tinggal di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Patean, Kendal, Jawa Tengah, ini merupakan salah satu dari beberapa petani kopi yang konsisten membudidayakan kopi asal Liberika Afrika.
Sempat jaya di masa kolonial Belanda, budidaya kopi Liberika di Kabupaten Kendal, saat ini nyaris hilang. Pasalnya, banyak petani kopi di daerah ini telah beralih membudidayakan kopi arabika dan robusta karena harganya yang lebih mahal dibandingkan liberika.
Tak ingin warisan leluhur punah, Widodo terus mempertahankan bibit dan tanaman kopi Liberika di Kabupaten Kendal. Menurutnya, kopi Liberika memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan kopi lain, di mana kopi Liberika mempunyai aroma buah nangka. Kopi jenis ini juga dikenal mempunyai kadar kafein yang rendah, sehingga nyaman di perut.
Harga bibit kopi Liberika milik Widodo, sekitar Rp2.000 per batang. Kopi Liberika di Kendal, memiliki banyak jenis, diantaranya jenis exelsa, di mana ada yang daunnya besar seperti daun tembakau, namun ada yang kecil mirip daun apel.
Hingga saat ini di Kendal masih ada sekitar 50 hektar kebun kopi Liberika. Widodo berharap dengan budidaya yang telah dilakukan selama 21 tahun ini dapat mempertahankan ciri khas Kabupaten Kendal, yang dikenal dengan tanaman kopi Liberika.
#KopiLiberika #KabupatenKendal #KebunKopi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.