JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta, ditiadakan kembali.
Keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tersebut diduga karena banyaknya warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan saat CFD dibuka kembali pada Minggu (21/6/2020) lalu.
Baca Juga: Car Free Day Malah Ramai Kerumunan, Anies akan Evaluasi Malam Ini
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, CFD kembali ditiadakan untuk sementara waktu. "Benar, HBKB Sudirman-Thamrin ditiadakan," ucap Syafrin saat dihubungi, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/6/2020).
Meski demikian Syafrin belum menjelaskan mengenai pertimbangan CFD kembali ditiadakan ini.
Tak Patuh Protokol Kesehatan
Diketahui, CFD di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin kembali digelar pada Minggu (21/6/2020).
Namun pelaksanaan ini menuai protes lantaran masih banyak masyarakat malah berkerumun dan lupa dengan protokol kesehatan dalam pelaksanaan tersebut.
Alhasil, berdasarkan hasil tes cepat atau rapid test Covid-19 lima orang berstatus reaktif.
"Rapid test tadi yang ikut tes 600 orang, reaktif 5 orang," ungkap Rusdiyanto.
Namun setelah dilakukan tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR), kelimanya dinyatakan negatif Covid-19.
Baca Juga: 5 Orang Reaktif Tes Cepat Massal di Car Free Day Jakarta
DPRD Sempat Protes
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pun meminta agar pelaksanaan CFD di Sudirman-Thamrin untuk kembali ditiadakan.
"CFD kemarin itu harus ditinjau ulang ya karena permasalahannya masyarakat Jakarta juga tidak mau berdisiplin dalam CFD kemaren. Makanya saya mengimbau kepada masyarakat Jakarta ya kalau mau berolahraga di CFD dan dikasih kesempatan yang baik tetaplah menggunakan protokol-protokol kesehatan," ucap Prasetio saat dikonfirmasi, Selasa (23/6/2020).
Ia khawatir akan terjadi klaster penularan Covid-19 yang baru bila Pemprov DKI tak mengevaluasi atau meninjau kembali kegiatan tersebut.
"Sekali lagi pandemi Covid-19 ini kami enggak tahu datangnya dari mana, tiba-tiba kita kena. Nah risiko kan di masyarakat sendiri. Istilahnya jadi saluran untuk penularan lagi kan juga bahaya," kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.