TASIKMALAYA, KOMPAS TV - Wati Fatmawati (46), ibu kandung Delis Sulistina, siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas dibunuh oleh ayahnya sendiri mengaku merasa sedikit terobati karena bekas suaminya, Budi Rahmat (45) dituntut hukuman mati.
Sebelumnya, wanita berusia 46 tahun itu malah menginginkan pelaku pembunuhan terhadap anaknya itu dipidana mati.
"Saya merasa sedikit terobati karena pelaku akhirnya ada perubahan tuntutan yaitu hukuman mati. Meski semua itu tak akan mengobati rasa sakit saya kehilangan anak paling disayang dibunuh bapaknya sendiri," kata Wati di Tasikmalaya, Jawa Barat pada Jumat (13/3/2020).
Wati pun telah menyaksikan sendiri bagaimana Budi Rahmat membunuh anaknya secara sadis saat dilakukan rekonstruksi pada Kamis (12/3/2020). Wati mengkau menyesal pernah menikah dengan pelaku karena tega membunuh darah dagingnya sendiri.
Baca Juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Siswa SMPN 6 Tasikmalaya Delis Sulistina
“Saya menyesal pernah berkeluarga dengan pelaku. Kenapa kok bisa tega begitu, padahal selama ini saya tak curiga pelaku adalah dia,” ujar Wati.
Diberitakan sebelumnya, Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap misteri kematian Delis Sulistina, siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya pada Senin (27/1/2020).
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, pembunuh siswa SMP berusia 13 tahun itu ternyata ayahnya sendiri, Budi Rahmat.
Anom Karibianto, mengungkapkan alasan pelaku nekat membunuh korban karena kesal dimintai uang sebesar Rp400 ribu. Uang sebanyak itu diketahui diperlukan korban untuk membiayai kegiatan study tour ke Bandung yang diadakan sekolah.
Dari keterangannya kepada polisi, pelaku merasa emosi lantaran tak memiliki uang sebanyak itu. Namun, anaknya tetap ngotot meminta uang tersebut untuk ikut kegiatan sekolah.
“Delis sebagai korban pembunuhan oleh ayahnya sendiri karena emosi korban meminta uang untuk biaya studi tour sekolahnya ke Bandung,” kata Anom.
Anom menjelaskan, pelaku membunuh korban dengan cara mencekiknya di sebuah rumah kosong dekat tempat kerja pelaku. Sebelumnya, keduanya memang terlibat cek cok.
Baca Juga: Pengakuan Pembunuh Siswa SMP Delis Sulistina: Saya Cekik Sampai Tubuhnya Terangkat
"Awalnya korban minta uang Rp400 ribu, tapi tak bisa dipenuhi pelaku. Lantas, keduanya terlibat cek cok sampai pelaku emosi mencekik korban sampai tewas," ujar Anom.
Setelah dipastikan tewas, lanjut Anom, pelaku pun sempat membiarkan jasad anaknya berada di rumah kosong tersebut. Kemudian pelaku kembali melanjutkan pekerjaannya.
Baru setelah pulang kerja, pelaku membawa jenazah anaknya itu ke sekolah memakai sepeda motor. Selanjutnya, pelaku membuang jasad anaknya ke gorong-gorong SMPN 6 Tasikmalaya.
"Setelah mengakui anaknya tewas, pelaku langsung membawa jenazah korban ke gorong-gorong sekolahnya sekaligus tempat penemuan mayat korban sebulan lalu," kata Anom.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.