SEMARANG, KOMPAS TV - Slamet, penggali kubur di Taman Pemakaman Umum Sasono Loyo, mengungkapkan detik-detik prosesi pemakaman pasien suspect virus corona di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang, Jawa Tengah.
Menurut dia pemakaman pasie suspect virus corona itu dilakukan pada Minggu (23/2/2020). Prosesi pemakamannya, kata dia, berlangsung serba terburu-buru.
Dilansir dari Kompas.com yang diakses pada Selasa (3/3/2020), prosesi pemakaman pasien suspect virus corona yang meninggal dunia setelah diisolasi di RSUP Kariadi itu dihadiri tak lebih dari 50 orang.
Baca Juga: Jadi Rujukan Penanganan Pasien Corona, RSUD Ulin Siapkan Ruang Isolasi
Para pelayat sudah berada di lokasi penguburan ketika peti jenazah pasien suspect corona itu diturunkan dari mobil ambulans RSUP Kariadi.
"Pelayat ada dari pihak keluarga, rekan-rekan sejawatnya dari sekolah Ilmu Pelayaran Semarang, seorang perawat dan pendeta dari gereja setempat," kata Slamet.
Slamet mengisahkan, prosesi penggalian kubur liang lahat berlangsung sangat cepat. Pihak rumah sakit, kata dia, memintanya menyelesaikan penggalian kubur hanya dalam waktu dua jam saja.
"Akhirnya saya bersama dua penggali kubur lainnya cepat-cepat menggali kubur sedalam 1,5 meter," kata Slamet.
Slamet menuturkan, prosesi pemakaman pasies suspect corona itu juga diliputi rasa khawatir yang dirasakan para pelayat. Itu sebabnya mereka melindungi diri dengan memakai masker saat mendatangi pemakaman.
Selain itu, kata Slamet, prosesi pemakaman yang serba terburu-buru itu juga timbul kekhawatiran lain, yakni RSUP Kariadi mengabarkan obat antibiotik yang diberikan kepada pasien hanya bisa bertahan empat jam.
"Waktu itu cukup was-was tapi untungnya dengar kabar kalau hasilnya negatif corona," sebut Slamet.
Sebelumnya diberitakan, seorang pasien RSUP Kariadi Semarang yang meninggal dunia pada Minggu (23/2/2020) diduga terinfeksi virus corona.
Baca Juga: RSPAD Gatot Subroto Batasi Pasien Poliklinik Corona, Komisi IX: Harusnya Semua Diterima
Pasien suspect corona yang akhirnya meninggal itu sempat menjalani isolasi, karena menunjukkan gejala demam, batuk, pilek, dan sesak nafas sepulang dari Spanyol.
Berdasrkan keterangan pihak rumah sakit, pasien tiba di Indonesia pada 12 Februari 2020. Kemudian mulai menjalani perawatan pada 17 Februari 2020. Proses isolasi pasien ini mulai berlangsung pada 19 Februari 2020.
Namun belakangan, sehari setelah dimakamkan hasil laboratorium dari Litbangkes baru menyatakan pasien laki-laki itu negatif virus corona.
Pasien tersebut meninggal disebabkan karena infeksi paru-paru berat atau bronkopneumonia yang berasal dari virus H1N1 atau flu babi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.