BENGKULU, KOMPASTV- Sebanyak 19.433 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Bengkulu Utara menerima bantuan Program Sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos). Bengkulu Utara menjadi wilayah pertama menerima bantuan Program Sembako di Provinsi Bengkulu.
Program Sembako merupakan bentuk transformasi dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Nilai indeks bantuan yang diberikan sebesar Rp150 ribu per KPM, naik dari sebelumnya Rp110 ribu per KPM.
Kali ini, nilai indeks bantuan dinaikkan menjadi Rp 200 ribu per KPM. Kenaikan nilai indeks bantuan berlaku selama enam bulan, yakni Maret hingga Agustus 2020. Keputusan menaikkan nilai indeks bantuan untuk menjaga daya beli masyarakat tidak menurun seiring dengan pertumbuhan perekonomian global yang sedang tidak menguntungkan saat ini. Harapannya, ekonomi masyarakat bisa terus bergerak, khususnya KPM.
Dinaikkannya nilai indeks bantuan pangan non tunai ini tentu menguntungkan KPM karena mereka bisa lebih banyak variasi bahan pangan yang bisa dibeli di e-Warong.
Bahan pangan yang disediakan dalam Program Sembako dapat memenuhi kebutuhan gizi KPM. Misalnya bahan pangan yang mengandung karbohidrat (jagung, singkong, ubi, sagu, serta umbi-umbian lainnya), protein hewani (daging ayam, daging, ikan), protein nabati (tahu, tempe dan kacang-kacangan), dan vitamin mineral (sayuran dan buah-buahan).
"Bantuan tersebut dapat digunakan untuk membeli bahan pangan lain yang lebih bervariasi untuk memenuhi gizi keluarga," ujar Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara, saat launching Program Sembako, di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, Senin, (2/3/2020).
Hingga Maret 2020, Kemensos sudah menyalurkan bantuan Program Sembako senilai Rp 2,7 triliun untuk 5.354.282 KPM. Untuk Provinsi Bengkulu, Program Sembako sudah disalurkan senilai Rp 61,6 miliar untuk 125.117 KPM. Sementara untuk Bengkulu Utara senilai Rp 9,7 miliar untuk 19.433 KPM.
Program Sembako ini merupakan wujud kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang lebih bergizi seimbang. Secara umum, Program Sembako bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran mayarakat miskin agar dapat keluar dari garis kemiskinan. Sebab, alokasi pengeluaran pangan yang dikeluarkan oleh masyarakat dapat menghabiskan 2/3 hingga 3/4 anggaran rumah tangga di Indonesia. Beras sebagai makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia juga memberikan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan, yaitu 19,54 persen di perkotaan dan 25,51 persen di perdesaan.
Mensos Juliari, bersama Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung, Direktur Penanganan Fakir Miskin Wlayah I AM Asmunandar, juga menyerahkan bantuan sosial (bansos) reguler tahun 2020 sebesar Rp 4,3 miliar, yang meliputi KUBe 100 Kelompok (1.000 KPM) senilai Rp 2 miliar, RS-Rutilahu 150 (150 KPM) senilai Rp 2,2 miliar, dan sarana lingkungan (Sarling) 1 paket senilai Rp 50 juta.
Pada kesempatan yang sama, Mensos juga memberikan bantuan secara simbolis kepada e-Warong yang sudah menerima KUR, e-Warong prospek KUR, KPM graduasi prospek KUR, dan KPM graduasi yang sudah menerima KUR. Penyerahan seluruh bantuan ini turut disaksikan Bupati Bengkulu Utara, Ir Mian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.