KAB. BANJAR, KOMPAS.TV - Warga Desa Terapu, Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar yang diduga mengalami keracunan makanan langsung dibawa ke puskesmas aluh aluh untuk mendapatkan perawatan sejak kamis sore hingga malam (13/2/2020).
Korban mendapatkan pertolongan pertama dengan pemberian cairan infus setelah mengalami mual, muntah dan buang air besar usai menyantap makanan dari sebuah acara selamatan warga setempat pada kamis sore.
Banyaknya jumlah pasien membuat sebagian besar korban keracunan ini hanya menempati lantai baik di puskesmas maupun balai pertemuan yang berada tepat di depan puskesmas.
Menurut salah satu orangtua korban keracunan, Diarsih, kejadian berlangsung mulai sekitar pukul empat sore setelah digelar haul salah seorang warga.
Hingga pada kamis malam lalu tercatat 51 warga yang mendapatkan infus, sementara yang kondisinya membaik diperbolehkan pulang.
"Katanya Haulan, anak-anak datangnya muntah-muntah, terus dibawa ke (puskesmas) Aluh-aluh", terang Diarsih Kepada Jurnalis Kompas TV Banjarmasin di puskesmas pada jumat malam. Ketika itu ia mengantarkan anknya yang turut menjadi korban.
Kapolsek Aluh-aluh, IPDA Simon J menerangkan, para korban mulai mengeluh mual setelah 30 menit menyantap hidangan. "Setelah masyarakat datang untuk makan, 30 menit setelah itu mereka mual-mual dan muntah", terang IPDA Simon J.
Pihak medis juga menyatakan para korban masih dalam status aman dan cukup ditangani di puskesmas.
Sementara pada jumat pagi (14/2/2020), hampir seluruh korban telah dipulangkan kerumah mereka masing masing.
Hanya tersisa dua korban yang masih ditangani di puskesmas Aluh-aluh.
Sedangkan warga lain telah diperbolehkan pulang dan diminta tetap melakukan rawat jalan dalam beberapa hari kedepan.
Dua korban yang masih dirawat tersebut juga rencananya akan diperbolehkan pulang pada jumat sore.
Pihak dinas kesehatan mengaku tak ada warga yang mengalami keracunan serius dan harus di lakukan penanganan hingga kerumah sakit.
Sementara hasil penelitian unsur kima, pihak dinas kesehatan Kabupaten Banjar mengaku tidak menemukan racun yang serius, namun pihak dinas masih melakukan penelitian pada virus pada makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan masal ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.