KOMPAS.TV - Aturan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyekolahkan siswa bermasalah ke barak militer turut direspons sejumlah pihak. Gubernur Bengkulu setuju dengan ide ini karena bertujuan untuk melatih disiplin.
Sementara itu, Komisi X DPR mengatakan, rencana tersebut baik, namun perlu dikaji lebih dalam.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pelajar bermasalah yang menjalani pendidikan di barak militer akan tetap melakukan aktivitas belajar.
Dedi Mulyadi mengungkap sejumlah kategori siswa bermasalah yang akan dikirim ke barak TNI-Polri, di antaranya siswa yang suka tawuran, membolos, hingga tidak patuh kepada orang tua.
Dedi mengklaim program ini telah dibicarakan dengan TNI-Polri dan didukung para kepala sekolah serta masyarakat.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Purwakarta mengatakan, Pemda dan seluruh komponen pendidikan di Purwakarta telah bekerja sama dengan TNI untuk melakukan pendidikan karakter bagi siswa yang bermasalah.
Ia meminta kepala sekolah untuk terbuka dan memberikan data siswa yang masuk kategori siswa bermasalah.
Senada dengan usulan Gubernur Jawa Barat, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan akan menerapkan program pendidikan militer bagi siswa bermasalah.
Helmi Hasan mengatakan, program ini bertujuan untuk membina pelajar dan remaja yang kerap terlibat keributan, serta melatih kedisiplinan selama 40 hari.
Wakil Ketua Komisi X DPR Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, merespons rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait pendidikan militer bagi siswa bermasalah.
Lalu mengatakan, rencana tersebut baik, namun perlu dikaji lebih mendalam.
Sebelumnya, aturan ini menjadi perbincangan publik setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan akan menerapkan pendidikan militer bagi pelajar bermasalah di seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat.
Rencananya, penerapan wajib militer bagi pelajar bermasalah akan berlaku mulai Mei 2025.
Baca Juga: [FULL] Siswa Nakal Harus Siap-Siap Dibina di Barak Militer? Begini Beda Pandangan DPR dan JPPI
#pelajar #dedimulyadi #pelajarnakal #militer
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.