JAKARTA, KOMPAS.TV – Kasus penculikan yang disertai pemerkosaan terhadap seorang anak perempuan kembali terjadi. Kejadian memilukan ini bermula ketika tersangka berinisial MAM mulai mengincar korban dengan cara menyewa rumah kontrakan di dekat rumah orang tua korban.
Selama masa penculikan, tersangka memperdaya dan mengancam korban agar menuruti semua kemauannya.
Ironisnya, pelaku bisa menempati rumah kontrakan tanpa melapor kepada pengurus RT setempat.
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Dea Prameswari, menilai lemahnya pengawasan masyarakat terhadap warga baru membuka celah terjadinya tindak kejahatan.
Ia juga menyoroti bagaimana pelaku memanfaatkan kepolosan orang tua korban untuk mendekati keluarga, hingga akhirnya mampu mengajak korban tanpa kecurigaan berarti.
Usia korban yang masih di bawah umur juga menjadi faktor kerentanan terhadap tindak kejahatan. Akibat perlakuan keji yang dialaminya, korban kini mengalami trauma mendalam.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan bahwa korban saat ini telah mendapatkan pendampingan dari Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi DKI Jakarta. Proses pemulihan psikologis korban dilakukan di rumah orang tuanya.
KPAI menekankan bahwa orang tua, terutama yang memiliki anak perempuan usia remaja, memiliki tanggung jawab lebih besar dalam mengawasi dan membina anak.
Orang tua perlu mengubah pola asuh menjadi lebih terbuka dan komunikatif, serta lebih memperhatikan aktivitas keseharian anak.
Untuk mencegah kejadian serupa, anak-anak perlu diajarkan untuk tidak mudah percaya kepada orang asing dan tidak tergiur oleh iming-iming apa pun. Orang tua juga harus mengajarkan anak untuk berani menolak ajakan yang mencurigakan, mengenal bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain, serta mengajarkan anak untuk berteriak minta tolong dan menyelamatkan diri jika merasa terancam.
Baca Juga: Modus Licik Pelaku Penculikan Anak: Kontrak Rumah di Sebelah Korban dan Ngaku Ayahnya - PART 1
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.