Anwar Hafid Kumpulkan Pelaku Usaha Tambang, Safri: Langkah Strategis Bawa Sulteng Maju & Sejahtera

PALU, KOMPAS.TV - Anggota DPRD Sulawesi Tengah, Muhammad Safri mengapresiasi langkah Gubernur Sulteng menginisiasi pertemuan dengan pelaku usaha pertambangan khususnya di kawasan Morowali dan Morowali Utara. 

Menurut Safri, pertemuan tersebut merupakan langkah strategis dalam membangun sinergitas antara pemerintah dan dunia usaha untuk membawa Sulawesi Tengah lebih maju dan sejahtera.

"Kami mengapresiasi langkah Pak Gub mengumpulkan para pelaku usaha tambang khususnya di Morowali dan Morowali Utara. Ini adalah langkah positif dalam membangun sinergitas pemerintah dan dunia usaha guna mewujudkan Sulteng lebih maju dan sejahtera," ujarnya kepada awak media, Sabtu (26/4/2025).

Selain memanggil pemilik IUP, Safri mendorong agar Gubernur Anwar Hafid juga memanggil para pelaku usaha di bidang hilirisasi nikel. Dirinya mengungkapkan, tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini manfaat hilirisasi nikel belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat kita hari ini khususnya di sekitar kawasan industri smelter, belum sepenuhnya merasakan manfaat hilirisasi nikel. Justru yang timbul adalah dampak negatif seperti kerusakan lingkungan, ketidakadilan bagi masyarakat lokal hingga kemiskinan yang meningkat signifikan," bebernya.

Sekretaris Komisi III ini pun mengusulkan kepada Gubernur Sulteng untuk membentuk wadah yang berisi pemerintah, pelaku usaha industri nikel serta pihak-pihak terkait lainnya untuk merumuskan jalan keluar dan mengurai dampak negatif dari industri hilirisasi nikel tersebut.

"Dampak negatif dari industri hilirisasi nikel ini harus segera diurai dan dicarikan jalan keluarnya. Kita dorong Pak Gub melakukan evaluasi dan penyesuaian kebijakan agar hilirisasi benar-benar menjadi pendorong kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sulteng," ucapnya.

Agar keberadaan industri hilirisasi nikel berdampak nyata bagi masyarakat setempat, Safri meminta Gubernur Sulteng membatasi atau bahkan melarang perusahaan menghambil bahan baku smelter dari luar daerah. Dirinya menekankan agar pihak perusahaan menyerap bahan baku dari pengusaha lokal setempat.

"Ini penting, agar pengusaha-pengusaha lokal pemilik tambang bisa diberdayakan lebih maksimal dan tidak menjadi penonton di daerahnya sendiri. Dengan pemberdayaan pengusaha lokal artinya akan menggerakan roda perekonomian dan mengurangi pengangguran," imbuhnya.

Politisi PKB ini tidak ingin para pengusaha industri nikel yang beroperasi di Sulteng hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan aspek lain seperti lingkungan dan sosial. 

"Mereka tidak boleh fokus hanya pada keuntungan jangka pendek dan mengabaikan dampak jangka panjang seperti kerusakan lingkungan, eksploitasi pekerja dan ketidakadilan sosial. Kita harus memastikan bahwa industri ini hadir dan memiliki manfaat ekonomi dan sosial yang merata bagi masyarakat," pungkasnya.