MATARAM, KOMPAS.TV – Pada triwulan I 2025, PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND merealisasikan penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (Kemensos) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mencapai 99 persen.
Baca Juga: Capaian-Strategi PT Pos Indonesia Salurkan Bansos PKH dan Program Sembako
Untuk di Mataram, NTB, menurut Andi Rosa Muhammad Ramdan, Ketua Tim Pelaksana Penyaluran Bantuan Sosial Tahun 2025 dari PT. POS Indonesia Persero, mendapatkan alokasi penyaluran sebanyak 53 ribu KPM (Keluarga Penerima Manfaat).
Pihaknya berhasil menyalurkan kurang lebih kepada 53.200 penerima KPM.
“Sukses penyaluran bansos ini layak diapresiasi. Mengingat beberapa wilayah di NTB termasuk dalam kategori 3T (terluar, terisolir, tertinggal). Tentunya menyalurkan bansos di wilayah 3T tak semudah di kota yang akses infrastrukturnya memadai,” ujar Andi Rosa dalam keterangannya di Jakara yang diterima Kompas.tv pada Minggu (30/3/2025).
Sejauh ini, pihaknya melakukan penyaluran bansos dengan tiga mekanisme. Pertama, melakukan penyaluran di Kantor Pos. Kedua, penyaluran bantuan di komunitas. Terakhir melakukannya dengan antaran langsung atau disebut door to door ke rumah KPM.
“Door to door ini untuk KPM yang berusia lanjut, sedang sakit, maupun disabilitas,” ujarnya.
Andi Rosa menjelaskan, dalam penyaluran bansos di seluruh Tanah Air, PosIND menggunakan aplikasi Pos Giro Cash (PGC).
Hal ini untuk memastikan transparansi dan akurasi data. Setiap petugas juru bayar yang melakukan penyaluran dipastikan melakukan perekaman data KPM menggunakan PGC.
Apalagi aplikasi PGC ini telah dilengkapi fitur pendukung berupa geotagging, foto rumah, dan foto penerima bantuan.
Aplikasi ini pun dirancang adaptif dengan kondisi tanpa jaringan internet.
Dengan demikian, lanjut Andi Rosa, petugas juru bayar tetap bisa melakukan penyaluran dan perekaman data KPM hingga ke daerah terpencil, meski ketiadaan sinyal.
Nanti setelah petugas kembali mendapatkan sinyal internet, secara otomatis semua data yang telah dikumpulkan sebelumnya akan langsung terunggah realtime.
“Kita yang di wilayah 3T tanpa jaringan internet ataupun offline, kita menggunakan perekaman mode offline. Jadi pada saat kita ada di conference area yang ada jaringan internet, barulah kita naikkan data KPM yang sudah kita rekam tadi,” kata Andi Rosa
Baca Juga: Daftar Lowongan Kerja Lulusan SMA/SMK di Rekrutmen Bersama BUMN 2025: Pos Indonesia, INKA, Pertamina
Menurut Andi Rosa, menyalurkan bansos terutama di wilayah 3T penuh tantangan.
Beberapa hal yang dihadapi petugas juru bayar yaitu kondisi geografis yang tidak bisa diakses kendaraan, kendala cuaca buruk berupa hujan dan ombak tinggi.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.