JAKARTA, KOMPAS.TV - Konsumsi dan daya beli masyarakat sedang lesu. Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang mengaku bahwa omzet penjualan mereka selama Ramadan tahun ini mengalami penurunan.
Ramadan dan Lebaran memang selalu menjadi momentum perputaran uang dan konsumsi masyarakat. Secara historis, bulan Ramadan adalah puncak konsumsi masyarakat Indonesia. Namun, survei konsumen Bank Indonesia dari 2020 hingga 2024 menunjukkan bahwa proporsi belanja warga menjelang Hari Lebaran semakin kecil dibandingkan dengan proporsi belanja selama satu tahun. Pada tahun 2020 dan 2021, proporsi belanja menjelang Lebaran masing-masing tercatat lebih tinggi sekitar 0,3 persen poin. Namun, pada 2022, angka ini turun menjadi 0,1 persen poin, dan pada 2024, proporsi belanja turun lebih jauh hingga minus 0,4 persen poin, yang menjadi terendah dalam setahun.
Selain itu, tahun ini angka impor barang konsumsi juga tercatat mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, impor barang konsumsi turun dari 1,86 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,47 miliar dolar Amerika Serikat. Penurunan impor ini menandakan adanya penurunan daya beli masyarakat.
Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal, menilai ketidakpastian kondisi ekonomi menjadi penyebab lesunya konsumsi dan daya beli masyarakat. Untuk mendorong konsumsi dan daya beli, pemerintah dinilai perlu memberikan stimulus bagi kelas menengah.
Baca Juga: War Baju Lebaran, Warga Beramai-ramai Belanja di Pasar Tanah Abang
#tanahabang #ekonomilesu
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.