PADANG, KOMPAS.TV - Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar mengalami erupsi pada Kamis (20/3/2025) dini hari pukul 02.29 WIB. Letusan ini menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncak.
Petugas Pos Gunung Api Marapi, Teguh, melaporkan karakteristik letusan kali ini. "Terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 02.29 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak," ujarnya dikutip dari Antara.
Berdasarkan pengamatan Pos Gunung Api (PGA) Marapi, kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal yang mengarah ke selatan. Aktivitas erupsi ini terekam dalam seismogram dengan durasi sekitar 54 detik.
Baca Juga: Hujan akan Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia, BMKG Ingatkan Potensi Petir di 14 Kota Ini
Menanggapi aktivitas vulkanik ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap mempertahankan status Gunung Marapi pada Level II (Waspada). Lembaga tersebut mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat.
PVMBG melarang keras aktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi yang berada di Kawah Verbeek.
Larangan ini berlaku untuk semua pihak, termasuk pendaki dan pengunjung.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah dan aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi juga diminta meningkatkan kewaspadaan. Hal ini terkait potensi banjir lahar hujan yang dapat terjadi, terutama saat musim penghujan.
Untuk mengurangi dampak kesehatan akibat potensi hujan abu vulkanik, PVMBG mengimbau masyarakat menggunakan masker penutup hidung dan mulut.
Langkah ini penting untuk mencegah gangguan saluran pernapasan akut (ISPA).
Baca Juga: Cuaca Jakarta Hari Ini: Pagi Cocok untuk Aktivitas Luar Ruangan, Sore Hujan di Wilayah Tertentu
Dalam situasi ini, PVMBG juga menekankan pentingnya menjaga kondusivitas di masyarakat. Warga diminta tidak menyebarkan informasi bohong (hoaks) dan tidak mudah terpancing isu yang tidak jelas sumbernya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.