JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Daerah Khusus (DK) Jakarta mengungkapkan, fenomena hujan yang terjadi pada malam hari di Jakarta, khususnya di atas pukul 21.00 WIB merupakan dampak angin dingin yang datang dari daratan Siberia.
Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD Provinsi DKI Jakarta, Michael Sitanggang menjelaskan, angin dingin dari daratan Siberia itu disebut seruak dingin (cold surge).
Tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga wilayah lainnya. Hal itu ia sampaikan dalam Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta, Rabu (5/2/2025).
"Makanya, beberapa hari terakhir, ada hujan di atas jam 21.00 WIB. Itu salah satu dampak dari cold surge atau seruak dingin," kata Michael seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Perbaikan Jalur Kereta di Grobogan Selesai, 23 Kereta Penumpang dan Barang Bisa Melintas Normal
Ia menjelaskan, kondisi cuaca di Jakarta dan sekitarnya juga dipengaruhi oleh siklon tropis di selatan Pulau Jawa di Samudera Hindia.
Seperti yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya, dampak terburuk seruak dingin ini yakni peningkatan curah hujan dengan intensitas ekstrem.
Banjir pada tahun 2020 merupakan dampak fenomena ini.
Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem itu, Michael menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DK Jakarta bersama lembaga terkait terus berupaya bisa memprediksi cuaca dengan akurat dan menentukan strategi pelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC).
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG Kamis 6 Februari: Ada 12 Wilayah di Indonesia Waspada Hujan Lebat, Mana Saja?
Operasi ini diharapkan dapat mereduksi potensi pertumbuhan awan yang menyebabkan hujan lebat dan banjir.
OMC, lanjutnya, juga bisa mencegah erosi tanah yang disebabkan hujan deras.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.