JAKARTA, KOMPAS.TV - Keluarga dari Dian Cahyanti salah satu yang dilaporkan hilang dalam kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, mendatangi rumah sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).
Kakak Dian, Ade Mulyani, menyebut pada Rabu (15/1) sore, adiknya sempat mengabarkan hendak main ke Glodok Plaza, namun malam harinya yang bersangkutan tidak dapat dihubungi.
"Rabu sore sempat kontak, katanya, dia mau main ke Plaza Glodok, terus malam itu pas saya telepon lagi sudah mati handphone-nya sampai hari ini," kata Ade di RS Polri, Minggu.
Menurut penjelasannya, ia pergi bersama teman-temannya. Meski demikian, dirinya tak mengetahui siapa teman adiknya tersebut.
Baca Juga: RS Ungkap Kendala Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza: Kondisi Luka Bakar, Sulit Dikenali
Ade mengatakan, Dian yang bekerja sebagai SPG tidak tinggal di Jakarta, melainkan sedang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Sebenarnya dia enggak tinggal di sini, dia tinggal di Ponti (Pontianak)," ujarnya.
"Sekarang ini dia lagi pulang, pulang ke rumah orang tua di Bogor. Katanya dia mau main ke Jakarta bersama teman-temannya, terus ya sampai sekarang hilang," sambungnya.
Menurut pengakuannya, keluarga mengetahui peristiwa kebakaran tersebut dari pemberitaan di televisi (TV).
"Saya lihat kebakaran itu berita di TV, terus pas kejadian kebakaran, besoknya kita langsung ke sini buat mencari informasi," ucapnya.
Baca Juga: Pasca-Kebakaran, Glodok Plaza Mulai Dibersihkan
Namun, hingga saat ini pihak keluarga belum mendapatkan kepastian mengenai keberadaan Dian yang turut dilaporkan menjadi korban hilang dalam kebakaran tersebut, mengingat saat ini RS Polri masih melakukan proses identifikasi.
"Harapannya cepat ketemu, mudah-mudahan baik-baik saja," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Disaster Victim Identification Biro Kedokteran Kepolisian Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes) Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi menyebut hingga saat ini terdapat delapan kantong jenazah yang tengah diidentifikasi di RS Polri.
Meski demikian, ia menekankan, delapan kantong jenazah itu bukan berarti total jumlah jenazah yang diidentifikasi.
"Bukan berarti ada 8 jenazah, bisa saja ada kantong yang isinya bukan jenazah, bisa juga mungkin satu kantong bisa lebih dari 1 jenazah, 1 individu misalnya," tegasnya.
"Karena kita perlu buktikan nanti dengan pemeriksaan DNA," sambungnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.