JAKARTA, KOMPAS.TV - Bencana hidrometeorologi, salah satunya longsor, masih membayangi Indonesia sepanjang pergantian tahun 2025.
"Kami mengingatkan beberapa hal yang terkait dengan potensi ancaman bencana hidrometeorologi yang dimungkinkan masih terjadi dalam 2-3 hari ke depan," kata Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan, Selasa (31/12/2024) di Jakarta.
Potensi Longsor Jawa Tengah
Salah satu provinsi yang memiliki potensi longsor tinggi adalah Jawa Tengah.
Menurut Data Kajian Risiko Bencana Nasional Provinsi Jawa Tengah 2022-2026 yang disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jawa Tengah memiliki potensi longsor kelas tinggi.
Baca Juga: Longsor Ganggu Akses Jalan di Kudus, Ancaman Longsor Masih Membayangi Jawa Tengah
Secara umum, potensi luas bahaya tanah longsor di Provinsi Jawa Tengah adalah 1.020.772 hektare (ha).
Adapun berikut daftar bahaya tanah longsor per kabupaten/kota di Jawa Tengah.
- Cilacap: Total 75.695 ha (58.448 ha masuk kategori tinggi, 11.414 ha kategori sedang, 5.834 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Banyumas: Total 65.227 ha (54.086 ha masuk kategori tinggi, 7.404 kategori sedang, 3.737 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Purbalingga: Total 27.771 ha (24.354 ha masuk kategori tinggi, 1.717 kategori sedang, 1.699 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Banjarnegara: Total 72.846 ha (53.277 ha masuk kategori tinggi, 15.472 kategori sedang, 4.096 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Kebumen: Total 48.798 ha (32.449 ha masuk kategori tinggi, 13.587 kategori sedang, 2.761 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Purworejo: Total 51.794 ha (38.113 ha masuk kategori tinggi, 11.385 kategori sedang, 2.296 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Wonosobo: Total 72.280 ha (44.057 ha masuk kategori tinggi, 24.364 kategori sedang, 3.859 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Magelang: Total 40.037 ha (29.077 ha masuk kategori tinggi, 7.640 kategori sedang, 3.320 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Boyolali: Total 15.527 ha (9.624 ha masuk kategori tinggi, 3.929 kategori sedang, 1.974 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Klaten: Total 1.930 ha (1.055 ha masuk kategori tinggi, 643 kategori sedang, 232 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Sukoharjo: Total 1.995 ha (1.310 ha masuk kategori tinggi, 466 kategori sedang, 218 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Wonogiri: Total 88.466 ha (62.658 ha masuk kategori tinggi, 21.003 kategori sedang, 4.804 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Karanganyar: Total 27.253 ha (24.627 ha masuk kategori tinggi, 1.296 kategori sedang, 1.331 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Sragen: Total 2.000 ha (1.290 ha masuk kategori tinggi, 399 kategori sedang, 312 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Grobogan: Total 11.696 ha (5.379 ha masuk kategori tinggi, 3.535 kategori sedang, 2.782 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Blora: Total 10.989 ha (3.367 ha masuk kategori tinggi, 5.025 kategori sedang, 2.597 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Rembang: Total 13.685 ha (9.969 ha masuk kategori tinggi, 2.156 kategori sedang, 1.560 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Pati: Total 7.919 ha (14.886 ha masuk kategori tinggi, 5.009 kategori sedang, 2.762 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Kudus: Total 7.919 ha (5.810 ha masuk kategori tinggi, 1.545 kategori sedang, 564 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Jepara: Total 25.354 ha (19.131 ha masuk kategori tinggi, 4.263 kategori sedang, 1.960 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Demak: Total 907 ha (558 ha masuk kategori tinggi, 218 kategori sedang, 132 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Semarang: Total 40.833 ha (20.105 ha masuk kategori tinggi, 14.769 kategori sedang, 5.959 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Temanggung: Total 50.564 ha (35.318 ha masuk kategori tinggi, 11.314 kategori sedang, 3.931 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Kendal: Total 39.495 ha (15.607 ha masuk kategori tinggi, 19.081 kategori sedang, 4.808 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Batang: Total 30.607 ha (25.522 ha masuk kategori tinggi, 2.715 kategori sedang, 2.370 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Pekalongan: Total 45.237 ha (42.661 ha masuk kategori tinggi, 1.167 kategori sedang, 1.409 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Pemalang: Total 36.609 ha (30.908 ha masuk kategori tinggi, 2.380 kategori sedang, 3.322 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Tegal: Total 21.735 ha (17.797 ha masuk kategori tinggi, 1.757 kategori sedang, 2.181 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Brebes: Total 65.573 ha (49.755 ha masuk kategori tinggi, 11.043 kategori sedang, 4.774 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Kota Magelang: Total 81 ha (55 ha masuk kategori tinggi, 13 kategori sedang, 13 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Kota Salatiga: Total 412 ha (412 ha masuk kategori tinggi, 94 kategori sedang, 80 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
- Kota Semarang: Total 4.801 ha (3.201 ha ha masuk kategori tinggi, 654 kategori sedang, 945 kategori rendah). Termasuk kelas Tinggi.
Baca Juga: Hujan Deras Picu Longsor di Kulon Progo, Teras Rumah Warga Terbawa Arus
Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki luas tertinggi bahaya tanah longsor pada kelas rendah adalah Kabupaten Semarang dengan luas 5.959 ha.
Kemudian, Kabupaten Wonosobo adalah kabupaten dengan luas tertinggi bahaya tanah longsor pada kelas sedang, yakni seluas 24.364 ha.
Pada kelas tinggi, kabupaten yang memiliki luas tertinggi bahaya tanah longsor adalah
Kabupaten Wonogiri dengan luas 62.658 ha.
Adapun kategori rendah, sedang, dan tinggi didasarkan pada kelas bahaya berikut.
- Luas bahaya dengan kelas rendah seluas 78.622 ha
- Luas bahaya dengan kelas sedang seluas 207.456 ha
- Luas bahaya dengan kelas tinggi seluas 734.693 ha