JAKARTA, KOMPAS.TV - Persoalan mengenai rencana penghapusan ruteTransjakarta (TJ) menimbulkan berbagai respons dari sejumlah pihak.
Berikut ini rangkuman polemik rencana penghapusan rute Transjakarta dari hasil liputan tim KompasTV dan TribunJakarta.com.
Polemik penghapusan jalur Transjakarta muncul awalnya dari pernyataan Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo yang menyebut, pihaknya akan melakukan rerouting Transjakarta yang berhimpitan 100% dengan rute MRT (Mass Rapid Transit).
"Untuk koridor Blok M-Kota ini akan dilakukan rerouting, tapi menunggu setelah selesai pembangunan MRT fase 2A," katanya di Jakarta (21/12/2024).
Adapun rencana ini dilakukan untuk efisiensi pengelolaan dana subsidi.
"Kita harus melakukan efisiensi pengelolaan dana PSO (Public Service Obligation), dana subsidi," kata Syafrin.
Menurut keterangannya, layanan angkutan umum yang sifatnya paralel 100% otomatis akan ada dua subsidi sehingga layanan Transjakarta yang berhimpitan 100% dengan rute MRT akan dialihkan.
Baca Juga: Sejumlah Warga Tak Setuju Soal Jalur Transjakarta Rute Blok M-Kota Terancam Dihapus
Sejumlah warga menyatakan penolakannya terhadap rencana penghapusan rute Transjakarta.
"Menurut saya sih itu malah mempersulit ya buat masyarakat yang sering naik transportasi umum," komentar salah satu pengguna Transjakarta bernama Sarah, dalam wawancaranya dengan KompasTV di Jakarta.
Ia khawatir jika ada penutupan jalur, masyarakat harus menempuh jarak yang lebih jauh dari stasiun MRT ke tempat tujuan.
"Padahal TJ yang satu jalur dengan MRT ini berfungsi buat memecah keramaian," tambahnya.
Pengguna Transjakarta yang lain, Adin menyampaikan keberatannya soal biaya.
"Kalau misalnya saya pribadi itu kurang setuju ya, karena tahu sendiri MRT itu biayanya lebih besar daripada TransJakarta," ungkapnya.
Baca Juga: Jalur Transjakarta Rute Blok M-Kota Terancam Dihapus, DISHUB: Untuk Efisiensi Dana Subsidi
Sumber : Kompas TV, TribunJakarta.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.