BANJARBARU, KOMPAS.TV - Sebuah warung kecil beratapkan terpal di pinggir Jalan Achmad Yani Kilometer 16 Gambut, Kabupaten Banjar menjadi saksi lestarinya tradisi kuliner lokal.
Warung ini menyajikan wadai cincin, kue khas Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang terbuat dari tepung beras, gula merah dan telur bebek.
Baca Juga: Danau Seran Banjarbaru Makin Seru! Cobain Glamping dengan View yang Keren Abis
Kue ini menyuguhkan kombinasi tekstur krenyes di luar dan lembut di dalam saat disantap.
Kualitas rasa inilah yang menjadi hal menarik bagi pembeli yang menyukai camilan tradisional dengan rasa yang memuaskan.
Proses pembuatannya pun terbilang unik, berbeda dari kue gorengan biasa yang menggunakan saringan gorengan, pembuatnya justru menggunakan kayu kecil untuk mengangkat kue dari minyak panas.
Metode ini dilakukan untuk menjaga tekstur dan bentuk kue agar terjaga dengan sempurna, menyerupai cincin.
Seorang Penjual Wadai Cincin, Muja, menuturkan harga kue cincinnya pun terjangkau, untuk 20 kue cincin ini pembelinya hanya mematok harga sepuluh ribu rupiah.
Hingga wajar saja jika banyak pengendara dan warga lokal yang menjadi pelanggan tetap terutama saat hari minggu ketika omset penjualan bisa mencapai Rp.1.000.000,-
"Kadang dapat saja 500 ribu waktu sunyi, kalau rame bisa satu juta," ucap Muja.
Baca Juga: Aviary, Tempat Wisata Banjarbaru yang Tawarkan Pengalaman Beri Makan Ratusan Burung Secara Langsung
Wadai cincin tak hanya jadi camilan tapi juga oleh-oleh khas yang menggambarkan kuliner tradisional Kalimantan Selatan.
Sang penjual berharap kelezatan dan keasliannya terus dikenal hingga ke generasi berikutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.