MALANG, KOMPAS.TV-Bagi warga malang bahasa walikan mungkin sudah tidak asing lagi. Beberapa kata dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa pengucapannya dibaca dari belakang atau dibalik. Belakangan bahasa khas Malang sudah jarang sekali diucapkan. Berangkat dari sinilah, Didik Sapari memiliki ide untuk terus mengenalkan bahasa malangan ide tersebut ia tuangkan dalam sebuah kedai kopi.
Kedai kopi Sebastien yang berada di kawasan Kayutangan Heritage ini menawarkan sesuatu yang beda bagi pelanggan. Jika pengunjung menggunakan bahasa malangan saat memesan kopi, maka potongan harga akan langsung didapatkan. Di kedai kopi ini menu yang tersedia memiliki tiga harga yang berbeda sesuai dengan bahasa yang digunakan, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Malangan.
Menurut Didik, konsep bahasa malangan di kedai kopi miliknya ini tak lain untuk terus mengenalkan bahasa malangan atau walikan kepada generasi muda kota malang dan pendatang. Didik juga menambahkan saat ini penggunaan bahasa Malangan sudah jarang sekali ditemui. Dengan konsep yang ia usung/ didik berharap bahasa malangan yang sudah menjadi identitas warga Malang ini bisa terus dikenal.
Paling enggak tau dan kenal dengan budaya Kota Malang bahasa walikan, karena anak-anak banyak yang nggak tahu bahasa walikan," terang Didik
Konsep Bahasa Malangan ini nampaknya cukup berpengaruh pada pengunjung. Sofi salah satu pengunjung mengaku, selain bahasa malangan yang unik, kedai kopi ini juga memiliki arsitektur yang tak kalah menarik. Meski sudah tidak asing dengan Bahasa Malangan, namun dalam pengucapan Bahasa Malangan sedikit sulit.
"Ya nggak asing, tapi cuma sepatah dua patah kata gitu, kayak ilakes gitu," kata Sofi.
Dengan mempertahankan bentuk bangunan masa kolonial dan interior retro atau jadul, suasana menyeruput secangkir kopi di kedai ini akan semakin nikmat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.