JAKARTA, KOMPAS.TV - Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanisnya pada Minggu (10/11/2024) sore dengan meluncurkan awan panas yang disertai getaran banjir.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut ini mengalami peningkatan aktivitas yang terdeteksi sejak pukul 14.40 WIB.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Yudi Cahyono, mengonfirmasi adanya luncuran awan panas dengan amplitudo maksimum 22 mm yang berlangsung selama 478 detik.
Meski jarak luncuran awan panas tidak dapat diukur akibat tertutupnya visual gunung oleh kabut, Yudi menyatakan bahwa fenomena tersebut belum berdampak pada permukiman di sekitar lereng Gunung Semeru.
"Telah terjadi awan panas Gunung Semeru pada pukul 14.40 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm selama 478 detik yang diikuti getaran banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono.
Baca Juga: Presiden Prabowo di Luar Negeri, Ini Momen Wapres Gibran Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan
"Alhamdulillah sejauh ini awan panas dan getaran banjir masih aman dan terkendali untuk aktivitas Gunung Semeru," tuturnya dikutip dari Antara.
Dari laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang, tercatat Gunung Semeru mengalami 10 kali erupsi pada Minggu, dengan ketinggian letusan mencapai hingga 700 meter di atas puncak.
Status gunung ini masih berada di tingkat waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk keselamatan masyarakat.
PVMBG melarang aktivitas di sektor tenggara Gunung Semeru, khususnya di sepanjang aliran Besuk Kobokan hingga sejauh delapan kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diimbau untuk menjauhi tepi Sungai Besuk Kobokan dalam radius 500 meter, karena ada potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, PVMBG menyarankan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak gunung, untuk menghindari bahaya lontaran batu pijar.
Kewaspadaan juga ditingkatkan terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada anak sungai di sekitar Besuk Kobokan.
Baca Juga: Terendam Banjir Setinggi 1 Meter, Begini Kondisi Permukiman Warga di Kebon Pala
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.