PEKALONGAN, KOMPAS TV - Dampak abrasi di bibir pantai pesisir utara Pekalongan dirasakan semakin parah, terjadi sejak 14 tahun lalu hingga saat ini. Komunitas pecinta lingkungan Bentari dan Penat-G beserta ratusan pelajar Pekalongan, terjun ke pesisir pantai utara dengan menanam 500 bibit pohon mangrove.
Aksi ini sebagai bentuk kepedulian pada kelestarian alam, dan mangrove diharapkan dapat tumbuh dan mampu menahan gelombang air laut menuju daratan. Penanaman mangrove ini, di lakukan di sebuah lahan endapan pasir pantai dekat bibir pantai dan pemukiman warga.
“Kegiatan ini untuk menjaga kelestarian alam, dimana Kota Pekalongan ini sudah mendapat dampak abrasi yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, jadi kita ikut berpartisipasi menanam mangrove, agar mangrove itu dapat mencegah abrasi dan bermanfaat bagi alam,” tutur Fairuz, pelajar.
Edukasi terhadap masyarakat dan para pelajar ini, supaya terus peduli pada kelestarian alam yang harus terus dilakukan. Penat-G mengajak para masyarakat pesisir agar sadar akan ancaman bahaya abrasi yang mengintainya.
“Pertama karena tujuannya ini edukasi, kita jadi menananmkan rasa cinta dan peduli lingkungan kepada para pelajar dan mahasiswa, yang terutama bagi pecinta kealaman sekaligus praktek untuk konservasi lingkungannya. Harapannya, lingkungan kita di kawasan pantai Pekalongan ini bisa terselamatkan dari kehancuran akibat abrasi,” jelas Edi, ketua penat-G Pekalongan.
Mangrove masih menjadi salah satu tumbuhan yang bisa diandalkan dalam menanggulangi abrasi pantai akibat gelombang air laut. Setidaknya, ada 50.000 bibit mangrove di tanam di kawasan ini, namun belum mampu menahan ganasnya percepatan abrasi di pantai utara Pekalongan.
Harapannya, masyarakat dan pemerintah terus berupaya menjaga pantai utara dari bahaya abrasi pantai, salah satunya dengan konservasi, melalui penanaman pohon mangrove.
#mangrove #abrasi #pekalongan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.