SEMARANG, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ahmad Yani Semarang memberikan klarifikasi terkait viralnya informasi di media sosial mengenai suhu panas ekstrem di Kota Semarang yang mencapai 37-37,8 derajat celsius.
Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang Winda Ratri menyatakan kondisi suhu maksimum tersebut merupakan fenomena normal yang terjadi setiap bulan Oktober di Kota Semarang.
"Ketika pertumbuhan awan minim dan cuaca cukup cerah, suhu maksimum memang cenderung lebih tinggi dibandingkan saat terjadi banyak pertumbuhan awan," jelas Ratri, Selasa (29/10/2024), dikutip dari Kompas.com.
Berdasarkan data pengamatan BMKG selama seminggu terakhir, suhu maksimum di lokasi kantor BMKG Ahmad Yani tercatat berkisar antara 33-35 derajat celsius.
Adapun suhu tertinggi 37 derajat celsius tercatat pada tanggal 8 Oktober 2024.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 30-31 Oktober 2024, 13 Wilayah Ini Diprediksi Alami Dampak Hujan Lebat
Ratri menambahkan, pengukuran suhu dapat menunjukkan hasil yang berbeda-beda tergantung lokasi pengamatan.
"Pengamatan kami hanya dilakukan di titik kantor. Perbedaan lokasi tentu menghasilkan suhu yang berbeda," tegasnya.
Sebelumnya, unggahan di media sosial ramai membahas kondisi panas ekstrem di Kota Semarang.
Salah satu akun bahkan menyebut Semarang menjadi kota terpanas di Indonesia meski "matahari sudah tutup satu," merujuk pada kondisi cuaca yang seharusnya tidak terlalu terik.
Baca Juga: Penyebab Suhu Panas di Berbagai Wilayah Indonesia, Begini Penjelasan BMKG
BMKG menjelaskan, faktor-faktor utama yang mempengaruhi suhu maksimum adalah:
Masyarakat Semarang diimbau untuk tetap tenang menghadapi kondisi cuaca panas ini mengingat hal tersebut merupakan fenomena normal yang terjadi setiap tahun di bulan Oktober.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.