PALU, KOMPAS.TV - Berdasarkan kajian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ada perbedaan karakteristik penyebab terjadinya likuefaksi di Petobo dan Balaroa.
Kota Palu telah melewati bencana gempa bumi, likuefaksi dan tsunami selama lebih dari 6 tahun. Pembangunan pun telah dilakukan di sisa puing bencana. Seperti yang dilakukan di Kelurahan Balaroa dan Petobo.
Di dua wilayah ini hanya dibangunkan jalan penghubung yang melintasi area bekas likuefaksi. Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi Kementerian ESDM, Supartoyo bilang ada perbedaan penyebab terjadinya likuefaksi di Petobo dan Balaroa. Namun penyebab utamanya karena dipicu guncangan gempa 7,4 magnitudo yang terjadi sebelum likuefaksi.
Para ahli berharap pembangunan di Kota Palu dan sekitarnya harus mengadaptasi dengan rawan terjadinya bencana.
Untuk diketahui, data dari Badan Geologi di Sulawesi Tengah ada 11 sesar yang aktif. Dan pada tahun 2018 silam sesar palu koro yang menjadi penyebab gempa bumi.
#Petobo #Balaroa #Likuefaksi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.