JAKARTA, KOMPAS.TV - Upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi korban tanah longsor di kawasan tambang ilegal di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, terkendala kondisi medan.
Penjelasan itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, melalui keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024) yang diterima Kompas.tv.
“Kondisi terakhir, upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi masih terkendala kondisi medan yang terdampak longsor. Di samping itu, lokasi kejadian sulit dijangkau oleh kendaraan,” jelas Abdul Muhari.
BNPB mengimbau personel gabungan dan warga untuk berhati-hati dalam melakukan operasi di lapangan. Titik terdampak longsor itu berlokasi di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti.
Baca Juga: BPBD Solok Sebut 25 Orang Masih Tertimbun Longsor di Kawasan Pertambangan, Pencarian Terus Dilakukan
“Khususnya longsor susulan atau kondisi tanah berlumpur. Saat ini wilayah Kecamatan Hiliran Gumanti masih hujan petir dan esok, Sabtu (28/9), masih berpeluang hujan,” imbuhnya.
Sebelumnya, tanah longsor terjadi di kawasan tambang ilegal di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat, pada Kamis (26/9), pukul 17.00 WIB.
Akibat dari peristiwa tersebut, sebanyak 15 penambang meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.
“Insiden tersebut terjadi setelah adanya hujan deras di kawasan tambang ilegal,” kata Muhari.
“Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok menyebutkan struktur tanah labil berkontribusi pada peristiwa itu.”
Baca Juga: Masuk Musim Pancaroba, BPBD Bantul: Waspada Cuaca Ekstrem Hujan, Angin Kencang, dan Tanah Longsor
Dari 15 warga meninggal dunia, kata Muhari, sebanyak 4 orang telah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian.
Laporan sementara BPBD menyebutkan 7 lainnya masih dalam proses pencarian. Kejadian ini juga mengakibatkan 3 orang luka berat.
BPBD dan unsur terkait masih melakukan operasi pencarian dan pertolongan. Personel gabungan dari TNI, Polri dan Basarnas serta dukungan warga setempat membantu dalam operasi darurat tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.