GRESIK, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, Jawa Timur, pada Senin (23/9/2024).
Acara peresmian direncanakan berlangsung mulai pukul 15.30 WIB. Untuk diketahui, smelter ini telah lebih dulu diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Juni lalu.
Airlangga menyatakan, pembangunan smelter Freeport merupakan bagian dari perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Peresmian smelter ini dianggap sebagai langkah penting program hilirisasi mineral mentah Indonesia, khususnya tembaga.
Jokowi sebelumnya telah mengumumkan rencana ini dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, pada Kamis (19/9/2024).
"Setelah nikel kita stop tahun 2020, tembaga 2 tahun lalu kita stop. Minggu depan akan ada 2 smelter besar yang investasinya kurang lebih Rp 50-60 triliun sudah beroperasi, yaitu di Amman di Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) dan Freeport di Gresik," ungkap Jokowi dikutip dari Kompas.com.
Kepala Negara menyoroti fakta bahwa selama 55 tahun beroperasi di Indonesia, PT Freeport tidak pernah membangun smelter untuk mengolah hasil tambang dari dalam negeri.
Akibatnya, Indonesia hanya mendapatkan sedikit nilai tambah dari kegiatan pertambangan tersebut.
Saat ini, kepemilikan saham pemerintah Indonesia di Freeport telah mencapai 51%, meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya 9%.
Baca Juga: Momen Jokowi Ajak Jan Ethes dan La Lembah Manah ke Pameran Alutsista HUT ke-79 TNI di Monas
Bahkan, Jokowi menyatakan bahwa dalam waktu dekat, kepemilikan saham pemerintah akan mencapai 61%.
Menurut Presiden, dengan beroperasinya smelter di Gresik, jumlah emas yang selama ini "hilang" dibawa ke luar negeri akan terlihat jelas.
"Perkiraan saya pertahun mungkin 40-50 ton. Itu baru perkiraan nebak-nebak, tapi nanti kalau sudah berproduksi baru kita tahu betul, ada emasnya sekian ton per tahun," tutur Jokowi.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, smelter baru PTFI memiliki kapasitas produksi 1,7 juta ton untuk memurnikan konsentrat tembaga.
Selain menghasilkan katoda tembaga, smelter ini juga akan memproduksi.
Hingga akhir Mei 2024, investasi PTFI untuk pembangunan smelter tembaga ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58 triliun. Smelter ini diklaim sebagai fasilitas dengan desain single line terbesar di dunia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.