JEPARA, KOMPAS.TV - Ratusan nelayan di Pantai Cemara Kasih, Desa Bandungharjo, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sudah turun-temurun menggantungkan hidupnya dari hasil laut, meski tangkapan ikannya terus menurun akibat cuaca buruk dan adanya pembangkit listrik tenaga uap, warga masih tetap bertahan menjadi nelayan, karena mereka tidak memiliki keahlian lain.
Untuk berlayar setiap harinya, nelayan membutuhkan bahan bakar solar. Ironisnya, untuk mendapatkan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), mereka harus menempuh jarak kurang lebih 30 kilometer. Hal ini membuat nelayan lebih memilih membeli solar kepada para pengecer yang berada di wilayah mereka.
“Kami tetap mengusulkan pemerintah untuk membuat POM (SPBN) untuk nelayan, kalau bisa di lokasi pangkalan (nelayan) itu sendiri. Nelayan bisa beli langsung, kira-kira (agar) nelayan bisa berhemat untuk kebutuhan melaut kita,” ujar Sugeng Haryanto, nelayan Bandungharjo.
Salah seorang penjual solar eceran di Desa Bandungharjo mengaku, sudah puluhan tahun menjual solar eceran. Hal ini dilakukan untuk membantu para nelayan agar mudah mendapatkan solar.
Setiap liternya keuntungan yang diambil dari menjual solar adalah antara Rp1.500 hingga Rp2.000, jika di SPBN solar dijual dengan harga Rp6.800, sesampai di pengecer solar dijual dengan harga Rp8.000 hingga Rp9.000 per liternya.
Tak jarang para nelayan yang hendak melaut mengutang dulu, lalu akan dibayar setelah nelayan pulang membawa ikan. Menyikapi hasil tangkapan yang tak menentu, tak jarang pula nelayan tidak bisa membayar utangnya. Hal ini membuat para nelayan belum bisa sejahtera.
#nelayan #solareceran #jepara
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.