SEMARANG, KOMPAS.TV - Sururi, warga Mangkang Wetan, Kota Semarang ini merupakan sosok inspiratif dan layak menjadi panutan bagi generasi muda pecinta lingkungan. Kepedulian Sururi dalam menjaga lingkungan dan mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan hutan mangrove di pesisir Mangkang, Kota Semarang, membuat Sururi mendapatkan Kalpataru di tahun 2024, kategori Perintis Lingkungan.
Keberhasilan bapak enam anak ini dalam melestarikan lingkungan dengan membudayakan mangrove hingga 80 hektar, sehingga menumbuhkan ekonomi bagi masyarakat setempat. Membuat banyak pihak berdatangan mulai dari peneliti, pelajar dan mahasiswa dari dalam dan luar negeri, untuk belajar dan praktik menanam mangrove. Seperti yang dilakukan oleh 60 mahasiswa ini, yang datang untuk belajar ilmu tentang mangrove dan menanam mangrove di momentum Hari Mangrove Sedunia pada tanggal 26 Juli.
Sururi yang hadir di tengah mahasiswa bersama pakar lingkungan Undip Prof. Sudharto P. Hadi membakar semangat generasi muda untuk sadar lingkungan, dengan cara sederhana yaitu menanam mangrove. Menurut Sururi tanaman mangrove ini sangat penting karena menjadi benteng dari ancaman abrasi.
“Saya menerima Kalpataru pada tanggal 5 Juni 2024. Kalau saya nanam mulai, bismillah, dari (tahun) '95. Karena saya terseok-seok jalannya, ngga ada yang mengarahkan ke mana. Saya (tahun) '97 diarahkan oleh beliau, Profesor Sudharto, itu jalannya pun jalannya, penanaman, sponsor masih kurang. (Luasnya yang ditanam) sekarang sudah 80 hektar,” jelas Sururi.
Perjuangan Sururi menanam mangrove di pesisir Mangkang ini dimulai sejak 1997. Dulunya jarak pesisir laut hanya 600 meter, namun perlahan bertambah menjadi 1,4 kilometer. Langkah Sururi perlu diteruskan para generasi muda yang menginginkan kawasan pesisir laut menjadi ruang terbuka hijau.
“Kita memang melihat bagaimana kesungguhan Pak Sururi berjuang untuk berusaha menanam, kita sangat merasa satu visi, satu misi, mulailah kita bermitra. Masalah bibit, intinya, bagaimana kita bisa mengembangkan, bagaimana kita bisa merawat, dan sebagainya. Dan kita tahu bagaimana urgency dari Pantura itu sudah sangat urgent sekali, sudah darurat,” ujar Mutiara Diah Asmara, pembina aksi darling.
Dalam kegiatan aksi sadar lingkungan, terlihat mahasiswa benar- benar merasakan jerih payah perjuangan Sururi selama 27 tahun, yang berjibaku menanam mangrove untuk kelestarian lingkungan. Tidak hanya untuk mencegah abrasi, tanaman mangrove juga menjadi habitat kepiting, udang, ikan, serta burung kuntul perak. Tanaman mangrove juga bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan dan minuman.
#kalpataru #mangrove #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.