MERAUKE. KOMPAS.TV - Popularitas kuliner modern saat ini membuat kuliner tradisional seperti Sagu Sep jarang dikenal atau dijual di masyarakat. Sagu Sep, makanan tradisional berbahan dasar sagu, kelapa, daging, dan rempah-rempah, kini mulai terdengar asing bagi generasi muda.
Kesulitan dalam proses pembuatan Sagu Sep yang membutuhkan acara khusus seperti festival juga menjadi alasan mengapa kuliner tradisional ini kurang populer.
Untuk menjaga kelestarian Sagu Sep, Festival Sagu Sep bertema budaya panganan lokal suku Marind Papua Selatan diadakan di Balai Kampung Wasur pada tanggal 6 Mei 2024. Festival ini dimeriahkan oleh para ibu Papua yang bersama-sama memasak Sagu Sep dalam jumlah besar.
Antusiasme Mama Papua terlihat dalam mengolah bahan, menyiapkan perapian, memasak, hingga Sagu Sep siap disantap. Rensia, Ketua Festival, mengakui minimnya pengetahuan anak muda tentang makanan tradisional Papua menjadi salah satu alasan diadakannya Festival Sagu Sep.
Tidak hanya sekadar festival, seluruh rangkaian proses pembuatan Sagu Sep turut didokumentasikan sebagai bahan pembelajaran khususnya bagi generasi mendatang.
“Tujuannya sendiri untuk biar bisa generasi muda mengetahui resep khas leluhur tentang sagu sep kebetulan sagu sep sudah mulai punah mulai pudar karna kalah pamor dengan jajanan modern saat ini. Jadi orang-orang sudah melupakan jajanan lokal," Jelas Ketua Festival, Laurensia Elya Puspita.
Nah kalau sagu sep ini sendiri biasanya orang dulu itu hanya dibuat saat ada acara adat makanya dia sukit ditemukan.” sambungnya.
Secara singkat, proses pengolahan Sagu Sep sendiri mencakup mencampur sagu, kelapa, dan daging ke dalam bungkusan daun, kemudian dipanggang di dalam perapian berisi batu panas dan kayu bakar, ditutup dengan kayu busa. Setelah satu setengah jam, aroma sedap sudah tercium, Sagu Sep siap disantap bersama-sama.
Penulis : Jesica Ardhana
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.