Kompas TV regional jawa barat

BRIN Temukan Kontaminasi Bahan Aktif Obat di Aliran Sungai Citarum Hulu

Kompas.tv - 8 Juli 2024, 08:23 WIB
brin-temukan-kontaminasi-bahan-aktif-obat-di-aliran-sungai-citarum-hulu
Ilustrasi. Sejumlah aktivis dan relawan dari Walhi Jawa Barat menaiki perahu untuk memeriksa kualitas air Sungai Citarum dalam aksi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Minggu (19/5/2024). (Sumber: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

BANDUNG, KOMPAS.TV - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan adanya kontaminasi bahan aktif obat atau Active Pharmaceutical Ingredients (APIs) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu, Jawa Barat.

Temuan ini diungkapkan oleh Rosetyati Retno Utami, Peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN.

Penelitian dilakukan dengan menghitung konsentrasi bahan aktif obat yang diminum, frekuensi penggunaan obat, jumlah obat yang dikonsumsi, dan durasi masa sakit responden dalam setahun. Data tersebut kemudian diekstrapolasi terhadap jumlah penduduk di DAS Citarum Hulu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paracetamol dan amoxicillin menjadi APIs dengan penggunaan terbesar di DAS Citarum Hulu. Penggunaan paracetamol mencapai 460 ton per tahun, sementara amoxicillin mencapai 336 ton per tahun.

Baca Juga: Tanggul Sungai Songket Jebol, 3 Kecamatan di Cirebon Terendam Banjir

"Hasilnya, untuk bahan kimia aktif dapat dilihat bahwa ternyata paracetamol dan amoxcillin menjadi APIs dengan penggunaan paling besar di DAS Citarum Hulu," kata Rosetyati dikutip dari Antara, Senin (8/7/2024).

Sumber kontaminasi bahan aktif obat yang masuk ke Sungai Citarum teridentifikasi dari berbagai kegiatan, termasuk peternakan, penggunaan obat rumah tangga, industri, dan kemungkinan kebocoran sistem pengelolaan limbah obat di rumah sakit.

Rosetyati menekankan bahwa penanganan masyarakat atas penggunaan bahan aktif obat masih kurang memadai, sehingga menimbulkan risiko terhadap pencemaran ekosistem akuatik. Kontaminasi ini dapat membahayakan organisme akuatik dan kesehatan manusia.

"Jika terjadi kontaminasi di perairan/ekosistem akuatik, tentu saja akan membahayakan bagi organisme akuatik dan juga kesehatan manusia," ujarnya.

Baca Juga: Kargo Terkontaminasi Uranium Ditemukan di Bandara London, Inggris Waspada

Menanggapi temuan ini, Plt Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Luki Subehi, menekankan pentingnya perilaku masyarakat dalam penanganan penggunaan obat, termasuk praktik pembuangan obat yang tidak lagi terpakai.

Luki Subehi berharap informasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola perilaku yang tidak mencemari badan air/sungai dan praktik yang lebih baik dalam pengelolaan limbah obat-obatan.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x