TANIMBAR, KOMPAS.TV- Di usianya yang masih remaja, Aca sudah harus berjuang menghidupi diri dan adiknya. Siswi Kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 10 Kepulauan Tanimbar, Maluku, itu sudah menjadi pemandu wisata.
Secara otodidak, perempuan bernama lengkap Ursula Gracia Sainyakit (15) itu, meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Hingga ia dipercaya oleh sebuah asosiasi pramuwisata untuk menemani turis asing asal Australia untuk berkeliling di Kepulauan Tanimbar, di usianya yang kala itu baru menginjak 14 tahun.
Pekerjaan itu harus dia ambil karena Aca harus tetap bersekolah dan memberi perhatian kepada adiknya. Aca tumbuh besar di keluarga yang sering dijuluki orang sebagai broken home. Situasi itu menjadikan dia harus melakukan segalanya secara mandiri.
Saat bertemu dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini, dia mencurahkan isi hatinya.
"Ibu, saya sudah berjuang. Saya merasa sudah melakukan banyak hal di usia saya yang sekarang ini, tapi saya merasa kurang, saya merasa sendiri," tiba-tiba Aca berhenti berkata-kata, sembari meneteskan air mata di wajahnya.
Baca Juga: Menaker: Kemensos Perlu Kaji Manfaat dan Mudarat Pemberian Bansos kepada Korban Judi Online
Risma yang hadir di acara yang diselenggarakan di salah satu gelanggang olahraga di Saumlaki itu mendadak terdiam. Dia segera bergerak cepat untuk menghampiri dan memeluk Aca dengan erat.
Biasanya, Aca hanya berani untuk mencurahkan isi hatinya melalui buku harian yang ditulisnya sedari kecil. Hal tersebut bukan dilakukan tanpa alasan. Sebab, dirinya tak seberuntung anak-anak di dunia pada umumnya.
Dikutip dari Antara, Aca yang ketika duduk di Sekolah Dasar tidak pernah menjadi juara, berubah menjadi versi dirinya yang berprestasi di usia Sekolah Menengah Pertama.
Tidak hanya menjadi juara di bidang akademik, Aca yang terbiasa menulis buku harian juga menjadi juara dalam perlombaan menulis cerita rakyat yang diikutinya.
Sumber : Kompas TV, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.