BADUNG, KOMPASTV - Desa Sulangai memiliki sejumlah potensi wisata alam dan budaya di antaranya Pura Kancing Gumi, Goa Gong Waterfall, usaha budidaya madu kele-kele, cooking-class di Puhu Camp serta agrowisata kelompok wanita tani.
Desa Sulangai juga ditetapkan sebagai Lumbung Sosial Kampung Tangguh Bencana dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan fungsi sebagai pusat pertanian terintegrasi, agrowisata dan ekowisata. Penetapan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Desa Sulangai. Tantangan meliputi kesiapan SDM serta sarana prasarana penunjangnya, sementara itu terdapat peluang untuk mengembangkan program terkait kebencanaan dan lingkungan yang selalu menjadi pusat perhatian pemerhati lingkungan global.
Perbekel Desa Sulangai, I Nyoman Sunarta menyampaikan bahwa beberapa permasalahan prioritas di Desa Sulangai yang perlu segera diatasi : 1) Potensi pariwisata alam, pertanian, dan budaya sangat tinggi, namun belum diinventarisasi dan diberdayakan secara proporsional; 2) Pemahaman tentang jenis tanaman vegetasi yang dapat mencegah bencana banjir, kekeringan, dan tanah longsor masih rendah; 3) Desa Sulangai memiliki kemiringan lereng yang tinggi sehingga rawan terhadap bencana tanah longsor.
Potensi dan permasalahan prioritas inilah yang kemudian menarik perhatian tim peneliti dan pengabdi Politeknik Negeri Bali (PNB) untuk mengembangkan Model Pusat Edu-Wisata Konservasi (PUSDIKTAKON) di Desa Sulangai yang kemudian mendapat dukungan penuh dari Kadisparda Badung I Nyoman Rudiarta, S.Stp,Mm serta Direktur Utama PDAM Badung I Wayan Suyasa, S. Sos., MM.
Melalui Program Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat yang diluncurkan oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek dengan dana pendamping dari program CSR PDAM Badung, akhirnya rencana pengembangan model tersebut mulai dapat diwujudkan.
Untuk periode tahun pertama (2024), beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan di antaranya adalah pembangunan dua unit sumur pemanen air hujan di halaman Pondok Madu dan Balai Subak Batulantang yang nantinya akan dikemas sebagai bagian dari destinasi wisata konservasi.
Untuk penguatan SDM, juga telah dilaksanakan pelatihan, simulasi dan pendampingan terkait penyusunan paket wisata konservasi, tanaman vegetatif dan pembuatan pupuk organik, serta tanggap bencana yang diikuti oleh Kelompok Sadar Wisata, Kelompok tani, dan teruna-teruni Desa Sulangai yang berjumlah 120 orang.
Tim pelaksana kegiatan dengan periode 3 tahun ini (2024-2026) adalah Prof. Lilik Sudiajeng (PNB) sebagai Ketua Pelaksana sekaligus penanggungjawab bidang kebencanaan dan lingkungan, Prof. I Putu Astawa (PNB) sebagai penanggungjawab bidang pariwisata dan Prof I Ketut Widnyana (UNMAS) sebagai penanggungjawab bidang pertanian.
Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan para dosen dan mahasiswa kedua institusi perguruan tinggi serta Yayasan Idep Selaras Alam. Melalui pengembangan PUSDIKTAKON ini, diharapkan dapat memberikan solusi terhadap empat bidang permasalahan prioritas tersebut secara komprehensif, sekaligus memberdayakan potensi wisata alam tanpa mengganggu kelestariannya.
Program pengembangan PUSDIKTAKON Sulangai ini sesuai dengan rencana strategis pengembangan wilayah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Badung 2021-2026 dan RPJMDes Sulangai 2021-2027 serta Pusat Unggulan Teknologi Politeknik Negeri Bali (PNB) yaitu “Green Tourism”.
#konservasi #green #tourism
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.